85% Sawah Waytenong Panen, Petani Sambut Musim Rendeng
PANEN_ Areal persawahan padi di waytenong yang telah memasuki masa panen. Foto Dok--
WAYTENONG — Musim panen padi di Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, telah mencapai puncaknya. Berdasarkan data dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Way Tenong, lebih dari 85 persen areal persawahan produktif di wilayah tersebut telah memanen hasilnya dan bersiap menyambut musim tanam penghujan atau rendeng.
Kepala BPP Waytenong, Supratman, S.P., menjelaskan bahwa dari total sekitar 500 hektare lahan persawahan produktif yang tersebar di delapan pekon dan satu kelurahan, sebagian besar sudah selesai masa panennya. Bahkan sejumlah petani mulai melakukan pengolahan lahan untuk memasuki masa tanam berikutnya.
“Hampir seluruh areal sawah yang produktif telah panen. Kini petani sudah mulai menyiapkan lahan kembali untuk musim rendeng,” ujarnya saat ditemui di sela pendampingan petani, belum lama ini.
Supratman juga mengungkapkan, sekitar 15 persen dari total areal sawah masih tergolong belum produktif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan waktu petani dalam mengelola sawah, serta sebagian besar pemilik lahan yang kini lebih fokus pada sektor lain seperti perkebunan kopi.
Meski demikian, BPP terus mendorong agar lahan-lahan tersebut dapat dioptimalkan kembali guna meningkatkan ketahanan pangan daerah. Imbauan dan pembinaan tetap dilakukan agar para petani memaksimalkan potensi lahan yang tersedia.
“Kami paham sebagian petani mulai beralih ke sektor lain. Namun kami terus memberikan penyuluhan agar lahan pertanian yang belum difungsikan secara maksimal bisa digarap kembali,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Supratman menegaskan bahwa tingkat alih fungsi lahan sawah di Way Tenong masih terbilang rendah. Pengalihan fungsi ke kolam ikan, peternakan, atau bahkan menjadi kawasan permukiman hanya sekitar 10 persen dari total lahan yang ada.
“Artinya kesadaran petani untuk menjaga fungsi utama lahan sebagai sawah masih sangat tinggi. Ini patut diapresiasi,” imbuhnya.
Terkait hasil panen, meski data rinci berada di kewenangan Badan Pusat Statistik (BPS), Supratman menyebutkan bahwa secara umum petani di wilayah Way Tenong mampu mencapai produktivitas rata-rata 5,1 ton gabah per hektare.
Capaian ini dinilai cukup baik dan menjadi motivasi tersendiri bagi petani untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas produksi.
“Dengan kondisi lahan yang sebagian besar masih dipertahankan sebagai sawah, dan produktivitas yang relatif stabil, kami optimis sektor pertanian padi di Way Tenong masih sangat potensial untuk dikembangkan,” pungkasnya. (rinto/nopri)