Menkeu Purbaya Ingin Pindahkan Rp400 Triliun dari BI ke APBN untuk Tekan Defisit dan Gerakkan Ekonomi

Menkeu RI Purbaya Yudhi Sadewa--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menginstruksikan Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran untuk mempelajari pemindahan dana pemerintah sebesar Rp400 triliun yang saat ini tersimpan di Bank Indonesia (BI) ke dalam sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Langkah ini, menurut Purbaya, bertujuan untuk menekan defisit anggaran sekaligus mengoptimalkan perputaran uang agar memberikan dampak langsung pada perekonomian nasional.

“Saya sedang pikir, sekarang tuh masih ada Rp400 triliun uang yang di luar sistem APBN, di BI, tapi enggak bisa masuk ke penerimaan negara. Saya suruh pelajari, anak buah saya di Anggaran, bisa enggak itu (dipindahkan)? Pelajari semua hukum yang ada, yang memungkinkan uang itu masuk ke APBN,” ujar Purbaya dalam program Economic Special Hari Keuangan Nasional di Studio CNN, Jakarta Selatan, Senin (27/10).

Ia menjelaskan, jika dana tersebut bisa dimasukkan ke APBN, pemerintah dapat menggunakan sebagian dana itu untuk mendorong belanja produktif dan memperkuat arus kas negara.

“Jadi, defisit bisa saya kurangi atau saya bisa pakai itu (Rp400 triliun) untuk mendorong perekonomian lebih jauh. Jadi, optimalisasi manajemen cash flow juga itu amat penting,” tegasnya.

Purbaya menambahkan, dana pemerintah yang mengendap di BI dalam beberapa tahun terakhir bahkan sempat mencapai Rp500 triliun. Kondisi ini membuat pemerintah harus menanggung beban bunga sekitar 6 persen setiap tahun, atau sekitar Rp24 triliun dari dana Rp400 triliun yang disimpan.

Menurutnya, biaya bunga tersebut merupakan bentuk inefisiensi pengelolaan anggaran yang menimbulkan kerugian negara.

Untuk mengatasi hal itu, Purbaya telah mulai memindahkan sebagian dana menganggur dalam bentuk Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke lima bank milik negara (BUMN) sebesar Rp200 triliun. Tujuannya agar dana tersebut bisa menggerakkan perekonomian melalui peningkatan penyaluran kredit.

“Saya ingin melihat supaya APBN berdampak optimal ke perekonomian. Saya ingin APBN kita dibelanjakan secara hampir konsisten sepanjang tahun, bukan menumpuk di akhir tahun saja, supaya dampak ke perekonomian terasa sepanjang tahun itu,” jelasnya.

Ia juga menyoroti kebiasaan penyaluran anggaran yang menumpuk pada akhir tahun, yang kerap menyebabkan ketidakefisienan dan potensi penyimpangan baik di tingkat pusat maupun daerah.

 

“Kalau uangnya ditumpuk di Oktober, November, Desember saja, cuma ada 15 hari. Pasti penyalurannya berantakan, pasti banyak penyelewengan di situ,” tandasnya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan