Berikut Ini Dampak Bahaya Pada Mesin Kendaran Jika Pertalite Sering Di Campur Pertamax

25022024--

WAYTENONG  - Ragam bahan bakar minyak (BBM) tentu memberikan pilihan bagi pemilik kendaraan dalam memilih sesuai keinginan dan kemampuan finansial.

Dari keragaman itu, ada resiko yang harus diperhatikan sebagaimana kabar dari pakar Institut Teknologi Bandung (ITB).

Yang membongkar resiko campur BBM jenis Pertalite dengan Pertamax, pelan tapi pasti seperti minum Es campur yang keseringan.

Seperti diketahui untuk BBM Non Subsidi kerap kali mengalami kenaikan dan turun harga seperti awal bulan lalu sejumlah BBM non subsidi mengalami kenaikan harga diantaranya Pertamax mengalami kenaikan harga makin menjauh dengan Pertalite.

Dampak kenaikan tersebut pemilik kendaraan yang biasa menggunakan Pertamax mengalami keberatan dan mencampur dengan Pertalite.

Akan tetapi pencampuran Pertalite dengan Pertamax sama resikonya seperti manusia sering minum es campur.

Yang berdampak munculnya banyak penyakit seperti penyakit diabetes atau gula darah yang berisiko tinggi mengundang berbagai penyakit lainnya. 

Nah, efek di mesin kerap campur Pertalite dengan Pertamax, oleh ahli ITB disebut harm effect Diungkapkan , dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga peneliti LAPI ITB Prof. Tri Yuswidjajanto

Prof Yus meminta agar pemilik kendaraan baik moto atau mobil untuk meninggalkan kebiasaan tersebut karena bisa berakibat buruk pada kendaraan

"Sebaiknya kebiasaan campur bensin ditinggalkan karena mengundang harm effect (efek berbahaya)," jelas 

Akibat kebiasaan itu justru berdampak pada berkurangnya kadar detergen yang terdapat dalam bensin Pertamax.

Bahkan, alih-alih mendapatkan kadar oktan yang tinggi, yang terjadi malah deposit semakin bertumpuk.

Dikarenakan dari zat aditif dan detergen yang menurun, bisa berakibat menyumbat injektor dan kepala klep serta kepala piston menjadi berkerak.

Penggunaan bensin juga akan mempengaruhi banyaknya deposit yang didapatkan olah ruang bakar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan