Cuaca Ekstrem Dominasi Bencana di Pesbar Sepanjang 2025
Kantor BPBD Pesbar. Foto _ dok.--
PESISIR TENGAH - Hujan deras yang disertai angin kencang mendominasi penyebab berbagai bencana alam yang terjadi di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesbar, sejak Januari hingga Oktober 2025 tercatat sekitar 125 kejadian bencana alam di seluruh kecamatan, mulai dari gempa bumi, banjir, kebakaran, tanah longsor hingga pohon tumbang.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPBD Pesbar, Roby Arfan, S.H., M.H., melalui Plt. Sekretaris BPBD, Sahrullah, S.E., menjelaskan bahwa cuaca ekstrem menjadi faktor dominan yang memicu sebagian besar bencana tersebut. Hujan deras disertai angin kencang menjadi faktor utama terjadinya pohon tumbang, banjir, hingga tanah longsor di sejumlah titik.
“Dari Januari sampai Oktober, hampir setiap bulan ada laporan kejadian,” katanya, Rabu, 12 November 2025.
Menurutnya, kejadian pohon tumbang menjadi bencana yang paling sering dilaporkan. Lokasi dengan frekuensi tertinggi berada di jalur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang melintasi Kecamatan Lemong dan Bangkunat. Hampir setiap pekan, tim BPBD menerima laporan mengenai pohon tumbang yang menutup akses jalan lintas barat. Seluruh kejadian tersebut berhasil ditangani dengan cepat oleh Satgas Penanggulangan Bencana, dibantu aparat pekon, TNI, Polri, serta masyarakat setempat.
“Semua laporan kita respon cepat. Petugas langsung turun melakukan pembersihan agar lalu lintas kembali normal,” jelasnya.
Selain pohon tumbang, banjir juga menjadi bencana yang kerap terjadi di sejumlah wilayah, terutama di Kecamatan Pesisir Tengah, Karya Penggawa, Pesisir Selatan, dan beberapa titik lainnya. Berdasarkan catatan BPBD, banjir besar melanda kawasan itu pada September 2025. Peristiwa itu sempat merendam rumah warga di beberapa pekon dan kelurahan seperti Pasar Krui, Pasar Kota Krui, Mandiri Sejati, dan Laay. Bahkan, air banjir juga menggenangi area kantor pemerintahan Kabupaten Pesbar, tepatnya di basement kantor bupati.
“Peristiwa pada awal September itu cukup besar skalanya. Namun kita bersyukur tidak ada korban jiwa, dan seluruh lokasi sudah kita tangani bersama tim gabungan,” jelasnya.
Masih kata dia, bencana tanah longsor juga sempat terjadi di sejumlah titik, salah satunya di Pekon Labuhan Mandi, Kecamatan Way Krui, pada September dan Oktober 2025. Material longsoran menutup sebagian jalur Lintas Liwa-Krui, sehingga menghambat arus kendaraan. Namun berkat kerja sama tim BPBD dan unsur terkait, seluruh material berhasil dibersihkan dan akses kembali normal dalam waktu singkat.
“Selain itu, juga terjadi angin puting beliung di Pekon Pagar Bukit, Kecamatan Bangkunat, yang merusak tiga rumah warga. Kemudian abrasi pantai di Lemong dan Pesisir Utara yang menggerus pagar sekolah SDN 106 Lemong dan badan jalan di Pekon Kota Karang,” kata Sahrullah.
Meski sebagian besar kejadian tidak menimbulkan korban jiwa, BPBD mencatat masih ada beberapa peristiwa tragis akibat bencana air dan laut sepanjang tahun ini. Di antaranya, kasus nelayan yang hanyut di Pantai Agung Pekon Marang pada Mei 2025, serta seorang anak yang terseret arus banjir di Bangkunat pada April 2025.
“Hingga September 2025, kami mencatat beberapa korban jiwa akibat faktor air dan laut. Meski demikian, mayoritas bencana berdampak pada kerugian material dan kerusakan infrastruktur,” pungkasnya. (yayan/*)