Larangan Tak Dihiraukan, Sampah di Tegajulu Berserakan
TUMPUKAN sampah di ruas jalan nasional Tegajul Pekon Padangtambak Kecamatan Waytenong dikeluhkan. Foto Dok--
WAYTENONG – Tumpukan sampah di ruas Jalan Nasional kawasan Tegajulu, Pekon Padangtambak, kembali menjadi sorotan. Meski pemerintah pekon telah memasang larangan tegas dan berulang kali mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan, perilaku sebagian oknum justru tak berubah. Sampah tetap menumpuk, mengotori jalur utama dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan.
Spanduk larangan dengan kalimat keras sudah terpasang berbulan-bulan, namun efektivitasnya nyaris nol. Pemandangan sampah yang berserakan menjadi bukti bahwa kesadaran sebagian masyarakat masih rendah.
“Larangan sudah dipasang besar-besar, tapi tetap saja ada yang buang sampah seenaknya. Ini sangat disayangkan,” ujar Hendri, pengendara yang melintas, Rabu (19/11/2025).
Ia mendesak pemerintah bersikap lebih tegas. “Kalau hanya imbauan, ya begini hasilnya. Perlu tindakan nyata supaya pelaku jera.”
Peratin Padangtambak, Umar Suki, mengakui kondisi tersebut masih sulit dikendalikan. Berbagai upaya sudah dilakukan—mulai dari pembersihan rutin, pemasangan peringatan keras, hingga sosialisasi langsung ke warga. Bahkan pekon menerapkan sayembara dengan imbalan Rp1,5 juta bagi siapa saja yang bisa membuktikan pelaku pembuangan sampah.
“Tapi walaupun program itu berjalan, hasilnya belum signifikan. Sampah tetap muncul di titik yang sama,” jelasnya.
Kendati pemerintah pekon terus berusaha, fakta di lapangan menunjukkan bahwa persoalan ini tak cukup diselesaikan dengan imbauan dan inisiatif lokal saja. Warga dan pihak pekon menilai perlunya penegakan aturan yang lebih kuat, termasuk kemungkinan penindakan hukum terhadap pelaku.
“Tanpa sanksi yang jelas, perilaku ini akan terus terulang,” tegas Umar.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dapat turun tangan untuk membuat regulasi yang lebih ketat dan memastikan kebersihan di kawasan tersebut terjaga. Tanpa langkah tegas, Tegajulu dikhawatirkan akan terus menjadi titik hitam kebersihan di jalur nasional Lampung Barat. (rinto/nopri)