RSF Sudan Umumkan Gencatan Senjata Sepihak Tiga Bulan
Tragedi Berdarah di El-Fasher 1.500 Warga Tewas Akibat Serangan RSF di Sudan--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO– Pasukan paramiliter Sudan, Rapid Support Forces (RSF), mengumumkan gencatan senjata unilateral pada Senin, 25 November 2025, setelah Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) menolak proposal perdamaian yang diajukan Amerika Serikat dan mediator internasional sehari sebelumnya.
RSF telah terlibat perang saudara melawan SAF sejak April 2023. Keputusan gencatan senjata mereka dianggap sebagai respons terhadap seruan internasional dari negara-negara Quad, termasuk AS, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir. Langkah ini juga menyusul kecaman UEA terhadap Panglima SAF, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, yang menolak proposal gencatan senjata.
Komandan RSF, Mohamed Hamdan Daglo alias Hemedti, menyatakan bahwa gencatan senjata kemanusiaan ini akan menghentikan permusuhan selama tiga bulan. Usulan dari AS dan Quad mencakup tahap pertama berupa gencatan senjata kemanusiaan, dilanjutkan dengan gencatan permanen, dan transisi sembilan bulan menuju pembentukan pemerintahan sipil di Sudan.
SAF menolak proposal tersebut pada Minggu, 23 November 2025, dengan alasan isi usulan dianggap tidak memadai. Panglima Burhan juga menuding kelompok mediator Quad bias karena kehadiran UEA di dalamnya.
Sebelumnya, AS turun tangan untuk memediasi konflik Sudan atas permintaan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, saat berkunjung ke Amerika Serikat pekan lalu. Gencatan senjata unilateral RSF ini menjadi langkah penting meski masih menyisakan ketidakpastian atas implementasi damai di masa depan.