Cuaca Ekstrem Mengintai, BPBD Perketat Kesiapsiagaan

Ilustrasi Cuaca Ekstrim --

BALIKBUKIT – Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Lambar) kembali mengibarkan bendera waspada. Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Lampung membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memperketat seluruh lini pemantauan.

Kepala Pelaksana BPBD Lambar, Padang Priyo Utomo menegaskan, ketidakpastian hidrometeorologi dalam beberapa pekan terakhir menjadi alasan pemerintah daerah mengaktifkan seluruh instrumen mitigasi.

“Perubahan cuaca bisa datang tiba-tiba dan langsung memicu bencana. Karena itu, langkah antisipasi sudah kami aktifkan di semua wilayah rawan,” ujarnya, Selasa (2/12).

Menurut Padang, sejumlah daerah di Lampung sudah diguyur cuaca ekstrem, sementara pola hujan di hulu dan hilir kini sulit ditebak.

BPBD meminta warga yang beraktivitas di sekitar sungai, curug, dan danau agar meningkatkan kewaspadaan. Lonjakan debit air, kata Padang, dapat muncul tanpa tanda-tanda.

“Kita sering tidak tahu kapan hujan intensitas tinggi turun di wilayah hulu. Dampaknya bisa langsung dirasakan warga di hilir,” jelasnya.

Ia menekankan agar masyarakat tidak memaksakan aktivitas berisiko, dan bila terpaksa tetap beraktivitas, harus dilengkapi perlengkapan keselamatan pribadi.

“Keselamatan itu utama. Jangan ambil risiko ketika cuaca diperkirakan tidak stabil hingga akhir Desember,” tegasnya.

Di sisi lain, kesiapsiagaan petugas di lapangan ikut ditingkatkan. Satuan tugas penanggulangan bencana di tingkat pekon hingga kabupaten diminta memperkuat koordinasi, termasuk memastikan respons cepat jika terjadi keadaan darurat.

“Semua petugas sudah kami siagakan. Koordinasi terus kami kencangkan agar penanganan bisa cepat dan tepat,” kata Padang.

Lokasi rawan banjir menjadi prioritas pemantauan, antara lain Kecamatan Sukau, Bandar Negeri Suoh (BNS), Suoh, Kebun Tebu, serta Gedung Surian.

Sementara wilayah rawan longsor meliputi Balik Bukit, Belalau, Batu Ketulis, dan Pagar Dewa—daerah perbukitan dengan tanah labil saat curah hujan tinggi.

BPBD juga melakukan pemetaan ulang risiko bencana untuk memastikan langkah mitigasi lebih tepat sasaran.

“Pembaruan data risiko itu penting agar strategi penanganan di lapangan sesuai kebutuhan,” kata Padang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan