YABI Dukung Edukasi Petani Kopi di Tebaliokh

BATUBRAK - Tanaman kopi membutuhkan penyinaran matahari tidak langsung atau terbatas dengan intensitas penyinaran teratur. 

Sebab, penyinaran matahari yang tidak terkendali dapat menyebabkan tanaman kopi lebih mengalami pembungaan tidak serentak dan menyebabkan tanaman cepat tua dan rusak serta produktivitasnya rendah. 

Itulah yang menjadi materi dalam kegiatan sosialisasi sekaligus gerakan praktek yang di prakarsai oleh Mahasiswa KKN Unila dengan menggandeng Balai Besar TNBBS, Yayasan Badak Indonesia (YABI) dan di fasilitasi oleh Pemerintah Pekon Tebaliokh, Kecamatan Batubrak untuk petani di wilayah setempat.

Peratin Tebaliokh Iwan Susanto mengucapkan terimakasih atas digelarnya kegiatan yang menjadi sarana edukasi dan menggerakan para petani dalam upaya meningkatkan kualitas kopi. 

”Tentunya ini adalah kegiatan edukasi yang positif yang bermanfaat bagi para petani kopi, harapan kami para petani dapat menerapkan ilmu yang di peroleh karena selain untuk meningkatkan kualitas kopi, gerakan penanaman tanaman pelindung kopi ini juga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujarnya.

Sementara anggota YABI Edi Mulanto bersama Petugas TNBBS Supriatna menjelaskan, melalui kegiatan itu pihaknya mendorong petani untuk melakukan penanaman tanaman pelindung kopi yang memiliki nilai manfaat untuk menambah penghasilan petani disamping dapat menjaga ekosistem tanah agar tetap subur sehingga produktivitas kopi meningkat.

”Bisa kita jelaskan bahwa Tanaman kopi membutuhkan penyinaran matahari tidak langsung/terbatas dengan intensitas penyinaran teratur. Sebab penyinaran matahari yang tidak terkendali dapat menyebabkan tanaman kopi lebih mengalami pembungaan tidak serentak dan menyebabkan tanaman cepat tua dan rusak serta produktivitasnya rendah,” paparnya.

Sehingga, terusnya, itulah sebabnya tanaman kopi membutuhkan pohon penaung yang bisa mengatur intensitas cahaya matahari yang dikehendaki tanaman kopi. 

Disini pihaknya menggerakan petani untuk menanam tanaman pelindung yang memiliki nilai ekonomi seperti pohon durian, alpukat serta pinang pala. 

”Dengan menerapkan sistem ini maka selain mendapat hasil dari kopi, petani juga bisa memperoleh penghasilan tambahan dari tanaman buah yang pastinya mempunyai prospek ekonomi yang baik,” tandasnya. (edi/lusiana)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan