Jelang Mudik, Kerusakan Jalan Provinsi Diharap Ditangani Sementara
Ilustrasi--
SUKAU - Kerusakan jalan provinsi ruas Liwa-OKU Selatan tepatnya di beberapa titik di Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat diharapkan agar dapat segera ditangani sebelum memasuki arus mudik lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah.
Penanganan kerusakan tersebut dapat dilakukan di beberapa titik terparah diantaranya di Pemangku Kebun Cengkeh, Pekon Tanjungraya serta di beberapa titik lainnya di kawasan HL Register 46 B Pekon Bandarbaru.
Paryadi salah seorang pengendara menyebut, ada beberapa titik kerusakan yang terjadi di beberapa titik ruas jalan yang menghubungkan Liwa dengan Kecamatan Sukau tersebut.
“Titik terparahnya ada yang kondisinya berlubang, bahkan ada juga hasil penambalan yang justru membuat kendaraan tidak nyaman ketika melintas, jadi menurut kami sudah sewajarnya pemerintah provinsi memperhatikan kondisi ini,” ujarnya
Lebih lanjut ia menyebut selain rusak, di sepanjang jalan tersebut kerap digenangi air oleh air sehingga itu yang menjadi pemicu kerusakan jalan. “Drainasenya ada tapi karena tidak terawat maka tertimbun tanah dan di tumbuhin tanaman liar sehingga air meluap ke badan jalan dan mengakibatkan kerusakan jalan,” jelasnya.
Disisi lain, Herlanda warga setempat membenarkan kondisi itu, meski sudah berlangsung lama namun hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan dari pihak terkait.
“Kerusakan sudah berlangsung sekitar satu tahun ini, sebelumnya memang sudah ada perbaikan, tapi hasilnya tidak maksimal karena tambal sulam saja. Itupun masih menyisakan penebalan jalan yang membuat tidak nyaman. Kami hanya berharap agar segera ada upaya perbaikan untuk kenyamanan pengguna jalan, karena setiap hari jalan ini ramai dilalui,” kata dia
Selain itu, ia berharap selain ada upaya perbaikan badan jalan, pihak pelaksana juga dapat melakukan normalisasi saluran drainase untuk mengatasi genangan air yang kerap meluap ke badan jalan. “Kerusakan jalan ini dipicu oleh genangan air yang meluap dari saluran drainase, sehingga perbaikan atau tambal sulam jalan yang dilakukan sebelumnya tidak bertahan lama alias aspal cepat terurai akibat tergerus air. Harapannya ini disikapi serius oleh instansi terkait dengan tidak sekadar memperbaiki badan jalan,” pungkas dia.*