Tingkatkan Produksi Kopi, Ajak Petani Terapkan Sistem Tanam Pagar

ilustrasi kebun kopi--

LUMBOKSEMINUNG - Untuk meningkatkan produktivitas kopi, para petani di Lampung Barat terutama di Kecamatan Lumbokseminung diharapkan untuk dapat menerapkan sistem tanam pagar.

Pola tanam pagar ini merupakan metode penanaman kopi yang ditanam secara berjajar dan rapat, dengan jarak tanam 1 meter antara tanaman dalam satu baris dan berjarak 2,5 meter antara baris lainnya. Demikian disampaikan Kepala Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Lumbokseminung, Mat Tamrin. 

Menurutnya, penerapan sistem tanam pagar ini sudah mulai diterapkan oleh petani kopi di wilayah itu, tepatnya di Pekon Ujungrembun. Saat ini pola tanam ini diterapkan di lahan seluas sekitar 10 hektar (Ha).

“Belum banyak, baru diterapkan di Pekon Ujungrembun, itupun hanya seluas 10 hektar. Mengingat sistem tanam ini bisa meningkatkan produktivitas buah kopi, maka kami mengajak para petani kopi untuk bisa ikut menerapkan pola tanam yang sama,” kata Mat Tamrin

Dia menjelaskan, banyak keuntungan apabila petani dapat menerapkan sistem tanam pagar, yang diantaranya mampu meningkatkan hasil panen antara 4 hingga 5 ton per ha.

“Dibanding penerapan pola tanam yang ada saat ini, jumlah produksinya jauh yakni hanya berkisar antara 2 sampai 2,5 ton per ha. Sementara jika sistem pagar target panen antara 4 hingga 5 ton per ha,” kata dia.

Meningkatnya hasil panen ini, karena jumlah populasi tanaman bertambah yaitu dengan hitungan jarak 1 meter x 2,5 meter maka perhektare dapat di isi sebanyak 5.000 batang pohon kopi.

“Apabila rata rata produksi 1 kg per batang maka 5.000 batang mampu menghasilkan 5 ton per hektar. Sedangkan untuk pola tanam biasa jarak tanamnya 2 meter x 2,5 meter maka jumlah populasi tanaman hanya 2.500 batang yang artinya maka cuma menghasilkan 2,5 ton per hektar,” papar dia.

Untuk itu, pihaknya akan terus mendukung petani kopi di berbagai pekon untuk menerapkan sistem pagar, karena selain dapat meningkatkan produktivitas kopi, celah baris tanaman kopi dapat dimanfaatkan untuk tanaman tumpang sari.

“Kami akan terus memberikan pendampingan kepada petani kopi untuk menerapkan sistem pagar. Perlahan-lahan kita ubah cara pandang para petani kopi mengenai cara tanam pohon kopi yang lebih efektif dan efisien termasuk manfaat lainnya seperti tumpang sari,” tandasnya. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan