Radarlambar.bacakoran.co - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) menggelar Kegiatan Pertemuan Koordinasi Koalisi Organisasi Profesi Dalam Penanggulangan Tuberkulosis (Kopi TB) tahun 2024, yang diselenggarakan di Sari Rasa Hotel, Rabu 25 September 2024.
Kepala Dinkes Lampung Barat dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., yang diwakili Sekretaris Dinkes Cahyani Susilawati, SKM, M.Kes., mengatakan, TBC masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Indonesia menempati urutan kedua negara dengan Beban TBC tertinggi di dunia dengan estimasi jumlah kasus TBC sebesar 1.060.000 kasus.
Jumlah itu di bawah India dengan 2,74 juta kasus. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan pada tahun 2030 mendatang insiden TBC menurun 80 persen dan pada tahun 2050 tidak ada lagi kasus baru TBC.
Dari hasil pelaksanaan program di Kabupaten Lampung Barat, tahun 2023 capaian penemuan kasus baru sebanyak 492 kasus (42,8%); tahun 2024 sampai dengan September capaian penemuan kasus baru sebanyak 357 kasus (38,3%), sedangkan target penemuan kasus baru TBC pada tahun 2024 adalah sebesar 977 kasus.
Tuberkulosis masih menjadi salah satu penyakit menular yang mematikan dan menjadi permasalahan kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk di wilayah kita.
“Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi lintas sektoral baik pemerintah dan swasta merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai target pemberantasan tuberkulosis di Lampung Barat,” ungkapnya, pada acara yang juga dihadiri Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Lambar Ira Permatasari, S.Farm, APT.
Oleh karena itu, kehadiran pemerintah daerah sangatlah penting, karena semua memiliki peran yang tak tergantikan dalam menanggulangi penyakit mematikan ini.
Melalui kegiatan pertemuan koordinasi ini kami berharap kita dapat berbagi informasi terbaru, tatangan yang dihadapi dalam pelaksanaan di lapangan, serta langkah – langkah inovatif yang dapat diterapkan dalam penanggulangan TBC.
”Fokus kita tidak hanya pada aspek klinik tetapi juga pada upaya peningkatan kesadaran masyarakat serta dukungan terhadap pasien penderita TBC agar mereka dapat menjalankan pengobatan secara tuntas,” ujarnya.
”Kami sangat berharap akan peran serta kita semua yang berkaitan dengan strategi, pemikiran, dan langkah – langkah aksi yang mungkin dapat kita kerjakan bersama – sama, sehingga dapat kita ambil untuk memperluas jangkauan layanan terapi pencegahan tuberkulosis, serta meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat di Lampung Barat,” sambungnya.
Pihaknya berkeyakinan, dengan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan seluruh stakeholder terkait lainnya, akan mampu meraih hasil yang signifikan dalam upaya pemberantasan tuberkulosis di Lampung Barat. (*)