Hipertensi Masih Dominasi Kasus di FKTP Pesbar, Dinkes Minta Warga Perhatikan Pola Hidup Sehat

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Barat Septono. Foto dok--
PESISIR TENGAH - Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi penyakit dengan jumlah kasus terbanyak yang ditangani Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam hal ini Puskesmas yang tersebar di 11 Kecamatan se Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar).
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat, sepanjang Januari hingga September 2025 terdapat 5.962 kunjungan pasien dengan keluhan hipertensi. Angka tersebut menempatkan hipertensi di posisi puncak daftar sepuluh besar penyakit yang paling sering ditangani tenaga medis di puskesmas maupun klinik pratama di wilayah itu.
Plt. Kepala Dinkes Kabupaten Pesbar, Septono, S.KM., M.M., mengatakan, kondisi tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Menurutnya, hipertensi bukan sekadar penyakit umum yang bisa diabaikan, melainkan ancaman kesehatan yang dapat memicu berbagai komplikasi berbahaya bila tidak dikendalikan sejak dini.
“Hipertensi merupakan penyakit yang sering kali tidak disadari gejalanya, padahal risikonya besar jika dibiarkan. Penyakit ini dapat berujung pada komplikasi seperti stroke, gagal jantung, atau gangguan ginjal,” kata Septono, Selasa, 9 September 2025.
Karena itu, masih kata dia, ia mengimbau masyarakat untuk rutin memeriksakan tekanan darah serta menjaga pola hidup sehat. Kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini masih perlu ditingkatkan. Banyak pasien baru memeriksakan diri ketika gejala sudah parah atau muncul komplikasi. Padahal, pemeriksaan tekanan darah secara rutin bisa dilakukan di posyandu, posbindu, maupun puskesmas tanpa harus menunggu sampai kondisi memburuk.
“Selain hipertensi, data Dinkes menunjukkan pemeriksaan umum menempati urutan kedua dengan 4.918 kunjungan. Posisi berikutnya ditempati selesma atau batuk pilek dengan 3.661 kasus,” jelasnya.
Selain itu, gangguan pencernaan sebanyak 2.961 kasus, serta Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan 2.438 kasus. Penyakit kronis lain, seperti diabetes mellitus (E11), juga masuk daftar sepuluh besar dengan jumlah 2.409 kasus. Kemudian disusul keluhan sakit kepala sebanyak 2.290 kasus, peradangan lambung (gastritis) 2.219 kasus, gigi berlubang 2.047 kasus, serta demam dengan 1.623 kasus.
“Data tersebut memperlihatkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes masih mendominasi pelayanan kesehatan di tingkat pertama,” jelasnya.
Sementara itu, lanjut Septono, penyakit menular seperti ISPA dan selesma tetap tinggi, terutama saat terjadi pergantian musim atau curah hujan meningkat. Hal ini juga berkaitan erat dengan pola makan, aktivitas fisik, serta kebiasaan sehari-hari masyarakat. Sedangkan untuk penyakit menular, lonjakannya sering dipicu oleh perubahan cuaca yang membuat daya tahan tubuh menurun.
“Peningkatan kasus hipertensi dan diabetes di Pesbar selaras dengan tren nasional yang menunjukkan dominasi penyakit tidak menular dalam pelayanan kesehatan,” katanya.
Kondisi itu, menurut Septono, menuntut adanya pendekatan berbeda dalam upaya pencegahan maupun penanganannya. Tidak hanya mengandalkan pelayanan kuratif di fasilitas kesehatan, tetapi juga penguatan aspek promotif dan preventif di masyarakat. Dinkes Pesbar berkomitmen memperkuat berbagai program pencegahan.
“Upaya tersebut antara lain melalui pengaktifan posbindu PTM, penyuluhan gizi seimbang, serta peningkatan layanan kesehatan dasar di seluruh puskesmas,” jelasnya.
Selain itu, tenaga kesehatan juga diarahkan untuk lebih gencar memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga pola hidup sehat. Karena itu, ia mengajak masyarakat agar tidak menunggu sakit parah baru datang ke fasilitas kesehatan. Pemeriksaan rutin dapat mendeteksi dini sekaligus mencegah penyakit berkembang menjadi lebih berat.
“Edukasi akan terus kami dorong agar kesadaran kolektif masyarakat meningkat. Sedangkan dengan jumlah kasus hipertensi yang masih mendominasi pelayanan kesehatan di FKTP, pemerintah daerah berharap kesadaran warga Pesbar semakin meningkat,” pungkasnya. (yayan/*)