PESISIR TENGAH – Syahbandar Krui, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) bersama instansi terkait dalam hal ini Satpolirud setempat, Jumat 4 Oktober 2024 kemarin, telah melakukan pengecekan terhadap kapal tongkang muatan kayu yang hingga kini masih bersandar di perairan Pesbar, tepatnya di Labuhan Jukung Kecamatan Pesisir Tengah, untuk berlindung akibat cuaca buruk.
Kepala Wilayah Kerja Syahbandar Krui, Ludi Lukardi, mengaku, pihaknya bersama Satpolirud Pesbar telah melakukan pengecekan ke lokasi kapal yang bersandar di perairan wilayah Pesbar tepatnya di Labuhan Jukung tersebut. Pengecekan itu salah satunya untuk memastikan, mengenai keterangan yang disampaikan oleh kapten kapal sebelumnya, salah satunya mengenai kondisi muatan kapan yang miring dan membutuhkan waktu untuk dilakukan penyusunan kembali.
“Dari hasil pengecekan dilokasi kapal tongkang itu memang benar, kondisi muatan kayu log dikapal tongkang itu mengalami kemiringan, dan membutuhkan waktu untuk disusun kembali,” katanya, Sabtu 5 Oktober 2024.
Sehingga, kata dia, saat ini pihak kapal tersebut masih melakukan penyusunan muatan, dengan estimasi sebelumnya yakni sekitar lima hari. Sedangkan, mengenai kondisi kapal tersebut baik kapal tongkang dan kapal tugboat dilokasi itu tidak ada kendala, termasuk terhadap kendala nelayan yang melaut mencari ikan di sekitaran kapal itu juga tidak ada kendala.
“Mudah-mudahan segera penyusunan muatan kayu log pada kapal tongkang itu bisa segera selesai, sehingga bisa melanjutkan pelayarannya ke lokasi tujuan,” jelasnya.
Masih kata dia, dikhawatirkan jika tidak segera selesai, kondisi kapal tongkang muatan kayu itu akan terbawa arus hingga ke pinggir pantai. Mengingat sebelumnya juga sudah banyak kejadian adanya kapal tongkang muatan kayu yang berlindung di wilayah tersebut hingga terbawa arus ke pinggir pantai dan tidak bisa dievakuasi.
“Karena itu, mudah-mudahan kondisi kapal tongkang seperti yang sedang bersandar hingga saat ini di perairan Labuhan Jukung itu bisa secepatnya melanjutkan pelayarannya kembali,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kapal tongkang Puma-58 kapasitas 3.107 Gross Ton (GT) dengan membawa muatan kayu log (gelondongan) sebanyak 1.328 batang, yang ditarik menggunakan Tugboat Virgo Power 7 kapasitas 207 GT, bertolak dari Mentawai, Sumatera Barat, tujuan Semarang, berlindung di perairan Pesisir Barat (Pesbar), tepatnya di perairan Labuhan Jukung Kecamatan Pesisir Tengah, Kamis 3 Oktober 2024.
Kepala Wilayah Kerja Syahbandar Krui, Ludi Lukardi, mengatakan, kapal tongkang muata kayu log atau kayu gelondongan dari Mentawai tujuan Semarang itu dalam pelayarannya ditengah laut wilayah Pesbar itu sempat dilanda cuaca buruk. Sehingga, tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalannya, dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka kapal tongkang yang di tarik dengan tugboat itu berlindung di perairan Labuhan Jukung.
“Kita juga sudah kordinasi dengan Satpolairud setempat mengenai kapal tongkang itu, dan sudah berkoordinasi dengan kapten kapal untuk menuju ke darat dengan membawa dokumen kapal itu,” katanya.
Dijelaskannya, dari hasil pemeriksaan bersama Satpolair terhadap seluruh dokomen kapal, baik kapal tongkang dan kapal tugboat, serta muatan kayu gelondongan itu semuanya lengkap dan tidak ada kendala. Termasuk juga dengan kondisi mesin kapal semuanya aman dan tidak ada kerusakan. Hanya saja muatan kayu gelondongan itu sempat mengalami sedikit kemiringan, sehingga dari kapten kapal terlebih dahulu akan melakukan penyusunan muatan kayu gelondongan itu.
“Menurut Abdul Rahman selaku kapten kapal, pihaknya akan menyusun kembali muatan kayu gelondongan yang mengalami sedikit kemiringan, setidaknya membutuhkan waktu sekitar lima hari,” jelasnya.
Sementara itu, Abdul Rahman, selaku Kapten Kapal mengatakan, kapal yang di nahkodainya itu dalam perjalanan ditengah laut dilanda cuaca buruk, sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan, dan memutuskan untuk berlindung di perairan Pesbar di perairan Labuhan Jukung karena diperairan itu juga merupakan yang terdekat. Pihaknya, tiba di perairan Labuhan Jukung itu sekitar pukul 10.00 Wib tadi.
“ Untuk Anak Buah Kapal (ABK) di kapal itu berjumlah sembilan orang dan satu orang operator tongkang. Kita akan kembali melanjutkan pelayaran setelah kondisi cuaca membaik, sembari memperbaiki susunan muatan kayu gelondongan yang memang sedikit mengalami kemiringan,” pungkasnya.(yayan/*)