Radarlambar.Bacakoran.co - Amerika Serikat (AS) akhirnya menyetujui penjualan senjata baru ke Arab Saudi dan UEA senilai USD2,25 miliar atau setara Rp35 triliun. Dalam pengumuman terpisah, Pentagon mengungkapkan bahwa Departemen Luar Negeri telah mengizinkan penjualan senjata potensial ke Arab Saudi, termasuk 220 Rudal Taktis Sidewinder AIM-9X Block II serta peralatan terkait senilai USD251,8 juta.
Penjualan itu akan meningkatkan kemampuan kepada Arab Saudi guna mengatasi ancaman- ancaman yang terjadi saat ini begitu juga di masa yang akan datang, dan meningkatkan interoperabilitas dengan sistem yang dioperasikan oleh Pasukan AS serta negara di Teluk [Persia] lainnya, kata Pentagon.
Persetujuan yang lainnya mencakup kesepakatan senilai $139 juta untuk 10.000 peluru seri M456, 105mm High Explosive Anti-Tank Tracer dan berbagai jenis amunisi tank, howitzer, serta senapan mesin.
Pada awal minggu ini, dalam panggilan telepon terhadap Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman, kepala Pentagon Lloyd Austin mengingatkan kembali komitmen Washington terhadap pertahanan kerajaan.
Dalam perkembangan yang terpisah, Pentagon mengumumkan persetujuan kesepakatan senilai USD1,2 miliar untuk 259 Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS) M31A1 Unitary Pods, yang berisi 1.554 rudal, dan 203 Army Tactical Missile Systems (ATACMS) M57 Unitary Missiles.
Pada bulan September 2023, pejabat AS dan Saudi dilaporkan membahas perjanjian keamanan yang serupa dengan yang dimiliki Washington dengan sekutu Asia Timur, yang dipandang sebagai bagian dari upaya untuk mendorong Arab Saudi menormalisasi hubungan dengan Israel.
Menurut pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya dikutip oleh New York Times, pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang dalam pembicaraan kepada Arab Saudi tentang perjanjian pertahanan bersama yang menyerupai perjanjian militer AS dengan Jepang serta Korea Selatan.
Laporan tersebut mencatat bahwa berdasarkan pengaturan tersebut, baik Amerika Serikat maupun Arab Saudi akan berkomitmen untuk memberikan dukungan militer jika salah satu negara diserang di kawasan tersebut atau di tanah Saudi.
Kesepakatan yang mereka usulkan adalah elemen kunci dari upaya diplomatik Biden guna mendorong Arab Saudi menormalisasi hubungan kepada Israel, tambah laporan itu.(*)
Kategori :