Radarlambar.Bacakoran.co - PT Fast Food Indonesia, pemegang merek KFC di Indonesia, mengalami kerugian signifikan pada kuartal III 2024. Perusahaan yang terdaftar dengan kode saham FAST ini tercatat mengalami kerugian hingga Rp 557,08 miliar. Angka kerugian ini mencerminkan kenaikan yang drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya tercatat rugi sebesar Rp 152,41 miliar, atau meningkat sekitar 266,59%.
Kerugian besar ini disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, pemulihan pasca-pandemi COVID-19 yang berjalan lebih lambat dari yang diharapkan, serta dampak negatif dari ketegangan pasar global akibat krisis di Timur Tengah. KFC Indonesia, seperti banyak perusahaan lainnya, juga menjadi salah satu merek yang terpengaruh oleh gelombang boikot dari sejumlah pihak.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada 16 November 2024, KFC Indonesia telah menutup puluhan gerai dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan sebagai bagian dari upaya restrukturisasi untuk mengatasi kerugian ini.
Sejarah dan Kepemilikan KFC Indonesia
KFC Indonesia pertama kali didirikan pada tahun 1978 oleh keluarga Galael, yang membuka gerai pertamanya di Jalan Melawai, Jakarta, pada tahun berikutnya. Sejak itu, KFC Indonesia berkembang pesat, membuka banyak cabang di berbagai kota besar, termasuk Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado, menjadikannya salah satu merek restoran cepat saji terbesar di Indonesia.
Berdasarkan laporan tahunan PT Fast Food Indonesia 2023, pemegang saham terbesar perusahaan adalah keluarga Galael dengan kepemilikan sekitar 39,84%. Sementara itu, kelompok Salim melalui PT Indoritel Makmur Internasional Tbk, yang dikendalikan oleh Anthoni Salim, memiliki saham sebesar 35,84%. Sisanya, sekitar 7,9%, dimiliki oleh masyarakat umum.
Struktur manajemen perusahaan saat ini didominasi oleh kedua pemegang saham utama ini. Ricardo Galael menjabat sebagai Direktur Utama, sementara Anthoni Salim menjabat sebagai Komisaris Utama perusahaan.
Kendati mengalami kesulitan keuangan, KFC Indonesia masih berupaya untuk melakukan perbaikan dengan fokus pada restrukturisasi dan efisiensi operasional guna bertahan di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
Kategori :