Biden Beri Lampu Hijau Penggunaan Rudal Jarak Jauh di Ukraina, Langkah Strategis atau Politikal?

Selasa 19 Nov 2024 - 17:21 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengambil keputusan signifikan dengan memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh buatan AS dalam serangan terhadap posisi Rusia di Ukraina.

Langkah ini terjadi menjelang akhir masa jabatannya, dua bulan sebelum Donald Trump berpotensi mengambil alih kepemimpinan AS. Keputusan tersebut memicu berbagai spekulasi dan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap eskalasi perang serta politik internasional.

Menurut para ahli, keputusan ini bisa dilihat sebagai upaya untuk memperumit langkah-langkah kebijakan yang akan diambil oleh Trump setelah dia menjabat. Alexander Korolev, seorang ahli hubungan internasional, menilai bahwa keputusan ini berfungsi tidak hanya untuk mendukung Ukraina, tetapi juga untuk menekan Trump.

"Biden jelas menyadari bahwa Trump memiliki pandangan yang berbeda terkait kebijakan Ukraina. Dengan keputusan ini, Biden membuat langkah Trump menjadi lebih rumit, terutama dalam hubungannya dengan sekutu-sekutu AS di Eropa," ujarnya.

Keputusan Biden memungkinkan penggunaan sistem rudal ATACMS, yang dapat menjangkau hingga 300 km, untuk menyerang posisi Rusia di Ukraina. Namun, meskipun dampaknya signifikan, Korolev menganggap keputusan ini lebih bersifat politikal dan simbolik daripada strategi militer yang bisa mengubah jalannya perang secara besar-besaran.

Dia menyebut rudal tersebut kemungkinan besar hanya akan mengenai wilayah yang dikuasai Rusia, tanpa menyasar titik-titik strategis yang lebih vital.

Namun, kebijakan ini juga mengirimkan pesan politik yang kuat, terutama terkait dengan ketegangan yang semakin meningkat antara negara-negara besar. Sementara itu, perhatian internasional juga terfokus pada peran Korea Utara yang semakin mendalam dalam konflik ini, setelah lebih dari 10.000 tentaranya dikabarkan dikerahkan untuk mendukung upaya perang Rusia. 

Sejumlah pihak berpendapat bahwa kehadiran Korea Utara, yang merasa mendapat dukungan dari Rusia dan China, semakin menambah kerumitan situasi global.

Grant Newsham, seorang analis strategismenyebut bahwa Korea Utara tidak terpengaruh oleh sanksi internasional karena Rusia dan China tidak memberlakukan sanksi yang berarti. Ini menunjukkan bahwa negara-negara besar seperti Rusia dan China sangat mendukung kebijakan Korea Utara dalam konflik ini.

Keputusan Biden ini tampaknya lebih dari sekadar soal dukungan militer kepada Ukraina. Ini adalah langkah yang mempertaruhkan stabilitas politik AS di masa depan, dengan menyiapkan tantangan besar bagi pemerintahan Trump yang mungkin harus berhadapan dengan dilema diplomatik yang lebih kompleks.

Ke depan, kebijakan AS terhadap Ukraina dan sekutu-sekutunya akan semakin menguji arah hubungan internasional di tengah ketegangan yang terus berkembang.(*)

Kategori :