Radarlambar.bacakoran.co - Daging biawak telah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner di beberapa budaya, terutama di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Namun, apakah daging biawak benar-benar aman untuk dikonsumsi? Berikut adalah penjelasannya berdasarkan berbagai sumber.
1. Aman Dikonsumsi dengan Syarat
Bagi sebagian masyarakat, mengonsumsi daging reptil mungkin terasa ekstrem. Namun, jika daging biawak diolah dengan cara yang higienis dan benar, daging ini relatif aman dikonsumsi. Kebersihan dan pengolahan menjadi kunci utama untuk mencegah kontaminasi bakteri atau parasit.
Menurut pedoman Food Safety di Amerika Serikat, suhu internal daging reptil harus mencapai 74 derajat Celsius untuk memastikan semua bakteri mati.
Penting juga untuk memilih biawak yang sehat dan membersihkannya dengan teliti sebelum dimasak.
2. Risiko Kesehatan yang Mungkin Timbul
Meskipun aman jika diolah dengan benar, daging biawak tetap memiliki risiko kesehatan. Beberapa bakteri dan parasit yang sering ditemukan pada daging biawak antara lain:
Cacing pita (Spirometra): Parasit ini dapat menyebabkan sparganosis, yang berpotensi berbahaya jika cacing bersarang di otak atau organ vital lainnya.
Bakteri Salmonella dan Vibrio spp.: Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi serius jika daging tidak dimasak dengan baik.
Parasit lain, seperti Trichinella dan Gnathostoma, yang berasal dari makanan biawak, seperti katak atau ular.
Menurut Universitas Airlangga, sekitar 69,64% daging biawak liar mengandung cacing pita. Oleh karena itu, proses pembersihan dan pemasakan sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan.