Fenomena Sinar Api di Puncak Gunung Lewotobi: Penjelasan dari Badan Geologi

Senin 13 Jan 2025 - 13:51 WIB
Reporter : Mujitahidin
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Selama dua minggu terakhir, fenomena sinar api yang muncul di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki telah sering terlihat pada malam hari. Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki melaporkan bahwa sinar api tersebut terlihat pada pengamatan yang dilakukan pada Senin 13 Januari 2025, antara pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita.

 

Sinar api itu ternyatai muncul di kawah puncak gunung yang memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl). Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa antara 1 hingga 7 Januari 2025, api juga terpantau secara diam di sekitar puncak gunung tersebut.

 

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid mengatakan kalau fenomena sinar api itu mengindikasikan bahwa lava telah terdorong ke permukaan. "Hal ini menyebabkan pancaran cahaya merah yang terlihat di sekitar puncak, terutama pada malam hari," ujar Wafid dalam keterangannya.

 

Wafid juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Ia mengungkapkan bahwa selama periode 1 hingga 7 Januari 2025, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Ketinggian kolom erupsi tercatat rata-rata antara 600 hingga 1.200 meter, sementara sebelumnya berkisar antara 100 hingga 1.000 meter.

 

Selain itu, selama periode tersebut tercatat sejumlah gempa, termasuk 6 kali gempa letusan, 135 kali embusan, 99 kali gempa harmonik, dan 4 kali gempa vulkanik dangkal. Wafid menambahkan bahwa meskipun jumlah gempa embusan menurun, beberapa kali terdengar suara gemuruh lemah dari Pos PGA Lewotobi Laki-laki.

 

Asap yang muncul di sekitar puncak, khususnya ke arah barat laut dan timur laut, disebabkan oleh adanya zona alterasi atau area lemah di sekitar kawah. Fenomena ini menghasilkan asap solfatara, yang serupa dengan kejadian pada Januari 2024, di mana zona alterasi di bagian barat laut puncak dapat memicu erupsi yang terarah ke barat laut dan timur laut.

 

Aktivitas gempa letusan yang terdeteksi masih fluktuatif, yang menunjukkan adanya suplai magma yang berpotensi menyebabkan erupsi lebih lanjut. Gempa harmonik tercatat meningkat signifikan, yang menandakan adanya pergerakan fluida atau pelepasan gas dari magma yang mengisi rekahan di kedalaman dangkal. Sedangkan gempa low frekuensi juga sedikit meningkat, yang mengindikasikan aliran fluida magma yang lebih aktif menuju permukaan.(*)

Kategori :