Cengkeh Pesbar Aman dari Isu Radioaktif

Kabid Perkebunan DKPP Pesisir Barat Zulfikardo. Foto Dok.--
PESISIR TENGAH – Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) kembali menegaskan bahwa produksi cengkeh di wilayahnya aman dari risiko kontaminasi radioaktif, meskipun tengah berkembang isu nasional bahwa sejumlah produk cengkeh asal Indonesia, termasuk dari Lampung, terdeteksi mengandung isotop Cesium-137 (Cs-137) dalam pengujian ekspor ke Amerika Serikat (AS).
Kabid Perkebunan DKPP Pesbar, Zulfikardo, mendampingi Kepala DKPP Pesbar, Unzir, S.P., mengatakan bahwa hingga kini belum ada satu pun laporan dari masyarakat petani atau pengepul tentang adanya temuan radioaktif di lahan cengkeh di Pesbar.
“Alhamdulillah, untuk di wilayah Pesbar sampai saat ini masih aman. Memang wilayah ini termasuk salah satu daerah penghasil cengkeh di Lampung, dan kami pastikan produksinya tidak terdampak kontaminasi radioaktif,” katanya, Rabu, 15 Oktober 2025.
Menurutnya, aktivitas produksi mulai dari pemeliharaan tanaman hingga pengeringan panen masih berjalan normal.Ia menambahkan bahwa pihaknya rutin melakukan pemantauan lapangan dan komunikasi dengan kelompok tani untuk memastikan tidak ada perubahan fisik atau indikasi kontaminasi pada daun, bunga, atau buah cengkeh.
“Sampai sekarang belum ada laporan dari masyarakat ataupun petani mengenai hal itu. Kegiatan di lapangan masih berlangsung seperti biasa,” ujarnya.
Ditambahkannya, pihaknya juga mengkhawatirkan bahwa jika isu ini terus menyebar tanpa klarifikasi menyeluruh, petani cengkeh di daerah aman akan turut terkena dampak psikologis dan ekonomi. Yang jelas, di Kabupaten Pesbar ini masih aman, dan isu itu tidak ada.
“Kami tidak ingin kondisi tersebut justru berdampak negatif terhadap semangat para petani,” tandasnya.
Sementara itu, dilansir dari beerbagai sumber, bahwa kabar mengenai kontaminasi radioaktif Cs-137 pada cengkeh Indonesia muncul menyusul laporan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA). menurut Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Radiasi Radionuklida Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, tim Satgas bersama Bapeten telah mengidentifikasi dugaan sumber kontaminasi melalui pengolahan dan rantai pasok cengkeh.
Ia menyebut bahwa lokasi pengolahan cengkeh berada di Surabaya dan menerima pasokan dari dua daerah, yakni Pati (Jawa Tengah) dan Lampung. Dari hasil verifikasi, kontaminasi ditemukan di perkebunan Lampung, meskipun dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke komoditas lain atau wilayah lain.
“Kami bisa memberikan konfirmasi bahwa ditemukan kontaminasi di perkebunan di Lampung. Kontaminasi itu ditemukan dalam jumlah terbatas dan tidak meluas ke wilayah atau komoditas lainnya,” katanya. (yayan/*)