GEDUNGSURIAN – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Gedungsurian, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengadakan Sosialisasi Integrasi Layanan Primer (ILP) secara lintas sektoral di aula puskesmas setempat pada Kamis (24/1/2025).
Kegiatan itu melibatkan berbagai unsur pemerintahan dan tenaga kesehatan guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.
Sosialisasi tersebut dihadiri oleh Camat Gedungsurian, Tati Sulastri, S.Sos, M.M., beserta jajaran uspika, aparat pekon, penyuluh KB, KUA, bidan desa, dan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam sambutannya, Camat Tati Sulastri menekankan bahwa Integrasi Layanan Primer (ILP) harus benar-benar diterapkan dengan sinergitas antar sektor.
Hal ini penting mengingat ILP kini juga berkaitan erat dengan ketahanan pangan dan pencegahan stunting, yang menjadi fokus utama pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
”Program ILP ini bukan hanya sebatas teori, tetapi harus benar-benar dijalankan dengan kerja sama lintas sektoral agar dampaknya nyata di masyarakat. Dengan sinergi yang baik, kita bisa memperkuat ketahanan pangan dan menekan angka stunting di Gedungsurian,” ujar Tati Sulastri.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Gedungsurian, Asminuddin, S.Kep, Ners., menjelaskan bahwa ILP merupakan program strategis yang bertujuan menata dan mengoordinasikan berbagai layanan kesehatan sesuai siklus hidup individu, keluarga, dan masyarakat.
Program ini mencakup pelayanan kesehatan sejak masa janin, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia.
”ILP diharapkan dapat membangun sistem kesehatan yang lebih baik di tingkat kecamatan. Salah satu harapan besar kami adalah agar setiap pekon memiliki puskesmas pembantu dengan fasilitas dan tenaga medis yang memadai,” terang Asminuddin.
Dalam pemaparannya, Asminuddin menegaskan bahwa ILP akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat, di antaranya, Pelayanan kesehatan lebih mudah diakses. Seperti dengan adanya posyandu yang beroperasi setiap hari di puskesmas pembantu (pustu) di tiap pekon, sehingga masyarakat tidak perlu menunggu jadwal tertentu untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Sebab dengan adanya pustu tenaga medis yang lebih lengkap yang siap memberikan pelayanan kesehatan secara optimal. Sehingga Insentif kader kesehatan terserap lebih baik. ”Dengan posyandu yang aktif setiap hari, kader kesehatan pekon bisa lebih berperan dalam mendukung pelayanan kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Dan dukungan terhadap ketahanan pangan dan pencegahan stunting yakni ILP akan berjalan seiring dengan program ketahanan pangan untuk memastikan masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, mendapatkan gizi yang cukup.
”Program ILP ini sebenarnya bukan hal baru, melainkan kelanjutan dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang telah diperbarui. Fokus utamanya kini lebih ditekankan pada ketahanan pangan dan pencegahan stunting. Oleh karena itu, diperlukan sinergitas yang kuat agar program ini benar-benar tepat sasaran dan mencapai tujuan yang diharapkan,” tambahnya. *