Kisah Inspiratif Dr. Annisa Himmatul: Dari Keluarga Sederhana Menjadi Dokter dengan IPK Nyaris Sempurna

Senin 10 Feb 2025 - 14:51 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Berasal dari keluarga yang sederhana, Annisa Himmatul tidak pernah menyerah untuk meraih impian besar menjadi seorang dokter. Meskipun lahir di tengah keterbatasan, dia berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hampir sempurna, yaitu 3,96. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja kerasnya dan dukungan luar biasa dari lingkungan akademik yang mendukung.

Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Annisa tumbuh dalam keluarga yang sangat menghargai pendidikan meskipun ekonomi mereka terbatas. Ayahnya bekerja sebagai buruh di toko mebel, sementara ibunya seorang penjahit. Sejak kecil, Annisa sudah bercita-cita menjadi dokter, namun melihat kondisi ekonomi keluarganya, dia sempat mengubur impian tersebut.

Membangkitkan Semangat untuk Mewujudkan Mimpi

Pada saat kelas 10, Annisa terinspirasi untuk kembali mengejar impian menjadi dokter setelah melihat salah satu kakak kelasnya berhasil mendapatkan beasiswa kedokteran. Dari situ, dia mulai yakin bahwa impian itu masih bisa terwujud. Beruntung, Annisa akhirnya diterima di Fakultas Kedokteran Undip dan mendapatkan beasiswa Bidikmisi, yang kini dikenal dengan nama KIP Kuliah. Dengan bantuan beasiswa ini, Annisa tidak hanya bebas dari biaya kuliah, tetapi juga menerima bantuan untuk biaya hidupnya.

Meski begitu, Annisa tetap menjalani kehidupan yang sederhana. Untuk menghemat biaya, dia harus berjalan kaki dari tempat tinggalnya di Rusunawa Undip menuju kampus, sebelum akhirnya kuliah dilakukan secara daring akibat pandemi COVID-19.

Lingkungan Akademik yang Mendukung

Selama di Undip, Annisa merasa sangat bersyukur karena dapat merasakan lingkungan akademik yang inklusif dan suportif. Ia merasa didukung oleh teman-teman dan dosen yang memberikan motivasi tanpa memandang latar belakang ekonominya. Dirinyapun menyatakan bersyukur bisa kenal dengan banyak teman yang selalu mendukung baik secara emosional maupun dalam hal lain.



Annisa juga merasa sangat terbantu dengan pengajaran dari dosen-dosen yang tidak hanya mengajar dengan sepenuh hati tetapi juga memotivasi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kunci Sukses: Mengenali Kemampuan Diri dan Strategi Belajar yang Efektif

Menurut Annisa, kunci suksesnya dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Undip adalah dengan mengenali kemampuan diri sendiri dan menerapkan strategi belajar yang efektif. “Harus tahu kemampuan diri sendiri, belajar lebih ekstra sesuai dengan materi, dan pastinya banyak berdoa,” ungkapnya.

Annisa juga berterima kasih pada para 'guru' dalam perjalanannya menjadi dokter, termasuk cadaver (jenazah yang diawetkan untuk pembelajaran kedokteran) dan pasien yang memberi izin untuk dijadikan objek pembelajaran saat menjalani koas.

Masa Depan dan Rencana Lanjutan

Setelah menyelesaikan studinya, Annisa kini sedang menunggu penempatan internship dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Program internship ini merupakan tahap penting bagi lulusan kedokteran sebelum mereka bisa berpraktik sebagai dokter profesional. Setelah menyelesaikan program internship, Annisa berencana untuk bekerja sembari mempersiapkan diri melanjutkan studi ke jenjang S2.

Kisah perjuangan Annisa ini menjadi bukti bahwa Universitas Diponegoro (Undip) tidak hanya memberikan pendidikan berkualitas, tetapi juga mendukung mahasiswa dalam berbagai aspek, mulai dari beasiswa, lingkungan akademik yang inklusif, hingga fasilitas pembelajaran yang memadai. Undip berkomitmen untuk mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki jiwa kepedulian dan profesionalisme tinggi di dunia medis. (*)

Kategori :