Radarlambar.bacakoran.co -Pada Sabtu (15/2), momen penting terjadi di tengah ketegangan yang terus berlangsung antara Hamas dan Israel. Dalam sebuah kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 19 Januari, militer Palestina berhasil membebaskan tiga sandera Israel, yang diserahkan kepada Palang Merah. Proses pertukaran ini menjadi simbol langkah kecil menuju perdamaian yang rapuh namun penuh harapan.
Hamas, yang dikenal dengan strategi perlawanan bersenjata mereka, mengarak para sandera ke atas panggung di selatan Khan Younis, Gaza. Di sana, ketiga sandera Israel diminta berbicara di hadapan banyak orang sebelum akhirnya diserahkan ke tangan Palang Merah. Sambil memegang tas hadiah dan sertifikat, mereka menyaksikan berakhirnya penahanan mereka dengan penuh rasa syukur.
Tak lama setelah itu, bus yang membawa tahanan Palestina keluar dari Penjara Ofer, yang dikelola oleh pemerintah Israel, dan disambut dengan sorakan meriah dari kerumunan masyarakat di Ramallah, Tepi Barat. Hal yang sama juga terjadi ketika lebih banyak bus berangkat dari penjara Israel di Gurun Negev menuju Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran yang lebih luas.
Pertukaran ini merupakan yang keenam sejak dimulainya gencatan senjata pada Januari, meski hampir terancam batal. Ketegangan sempat muncul setelah Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan dan mengancam akan menunda pembebasan sandera. Namun, setelah ancaman serupa dari pihak Israel untuk melanjutkan perang, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk tetap melanjutkan pertukaran sandera dan tahanan.
Sementara itu, di Tel Aviv, kerumunan yang penuh harapan berkumpul di Alun-alun Sandera, menunggu dengan bendera Israel dan poster bertuliskan pesan-pesan harapan. Mereka mengharapkan gencatan senjata ini akan membawa perdamaian lebih lanjut, dengan harapan agar tragedi ini segera berakhir.
Kesepakatan ini tidak hanya menjadi simbol bagi pihak-pihak yang terlibat, namun juga bagi dunia yang berharap pada akhir dari konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun. Pembebasan tiga sandera Israel ini, yang telah ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023, mungkin hanya langkah kecil, tetapi setiap langkah menuju perdamaian patut dirayakan. (*)
Kategori :