AS Melemahkan NATO: Dari Hubungan Hangat dengan Rusia hingga Mengabaikan Uni Eropa

Selasa 18 Feb 2025 - 12:40 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pidato Wakil Presiden AS, JD Vance, di Konferensi Keamanan Munich menjadi peringatan bagi para elit Barat yang selama ini mengandalkan dukungan AS. 

Vance menyebut kebijakan Uni Eropa sebagai ancaman terbesar bagi Eropa, menandai perubahan besar dalam arah kebijakan luar negeri AS yang semakin menjauh dari aliansi Atlantik.

Ada empat langkah utama yang diambil AS yang secara langsung melemahkan NATO:

1. Menekan Ekonomi Uni Eropa

Selama menjabat, Trump pernah mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Uni Eropa, menyebutnya telah memperlakukan AS dengan buruk. 

Hal ini berujung pada perang dagang, termasuk pengenaan tarif 25% untuk baja dan aluminium yang mulai berlaku pada bulan Maret. 

Ini bukan pertama kalinya industri Eropa menjadi sasaran kebijakan ekonomi AS. 

Pada 2018, tarif serupa diberlakukan terhadap baja dan aluminium dari Eropa dan Kanada, sementara pada 2019, AS meningkatkan tensi dengan memberlakukan tarif tinggi terhadap anggur Prancis, keju Italia, dan wiski Skotlandia sebagai respons terhadap subsidi UE untuk Airbus, pesaing Boeing.

 

2. Meningkatkan Tekanan pada Anggota NATO di Eropa

Trump kerap melabeli NATO sebagai organisasi yang sudah ketinggalan zaman, mengkritik AS yang menanggung beban finansial terbesar dalam aliansi tersebut. 

Ia mendorong anggota NATO untuk menaikkan belanja pertahanan menjadi 5% dari PDB, menegaskan bahwa Eropa harus lebih banyak menanggung biaya keamanan mereka sendiri. 

Saat menjabat, ia menuntut target belanja pertahanan 2% dari PDB dan bahkan mulai menarik pasukan AS dari Jerman—kebijakan yang kemudian dibatalkan oleh Biden. 

Kini, Trump mempertimbangkan untuk mengurangi kehadiran militer AS di Eropa hingga 20%, mendorong sekutu-sekutunya untuk lebih mandiri dalam bidang pertahanan.

 

Kategori :