Warga Rusia Beralih ke Barang Bekas dan Reparasi di Tengah Krisis Ekonomi

Selasa 18 Feb 2025 - 13:20 WIB
Reporter : Adi Pabara
Editor : Budi Setiawan

Hal ini mendorong meningkatnya permintaan terhadap layanan reparasi, yang tidak hanya lebih hemat, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan limbah elektronik.

Platform e-commerce Avito melaporkan lonjakan signifikan dalam permintaan barang bekas dan jasa reparasi. 

Pada 2023, pendapatan Avito tercatat mencapai sekitar 19 miliar euro, dengan peningkatan 45% dalam iklan jasa reparasi perangkat rumah tangga pada 2022, dan lonjakan 64% pada 2023. 

Reparasi mesin cuci dan pengering bahkan mengalami kenaikan hingga 181%, meskipun permintaan untuk reparasi komputer turun 30% akibat sanksi yang menghambat impor suku cadang.

 

Lingkungan dan Krisis Ekonomi

Organisasi lingkungan di Rusia juga melihat ini sebagai langkah positif menuju konsumsi yang lebih berkelanjutan. 

Razdelnyj Sbor, sebuah asosiasi lingkungan, mengungkapkan bahwa lebih dari 78% tekstil yang dibuang di Rusia masih bisa didaur ulang atau digunakan kembali. 

Namun, tantangan besar tetap ada, terutama dalam sektor daur ulang, yang menghadapi kesulitan akibat sanksi yang menghambat perbaikan peralatan.

Anna Garkuscha dari Razdelnyj Sbor menyatakan bahwa banyak perusahaan pengolahan limbah kesulitan memperbaiki alat mereka karena masalah finansial. 

Sementara itu, harga barang bekas dan jasa reparasi justru lebih dipengaruhi oleh faktor ekonomi ketimbang kesadaran lingkungan. 

Garkuscha juga menambahkan bahwa daur ulang seringkali lebih mahal daripada memproduksi barang baru, yang membuat harga produk daur ulang lebih tinggi.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana kondisi ekonomi yang sulit turut mendorong perubahan dalam pola konsumsi di Rusia, meskipun kesadaran terhadap isu lingkungan juga turut berperan.(*)

Kategori :