Pesona Masjid Al Mahdi Magelang: Simbol Harmoni Islam dan Budaya Tionghoa

Minggu 09 Mar 2025 - 06:05 WIB
Reporter : Mujitahidin
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Di tengah Kota Magelang, Jawa Tengah, berdiri sebuah masjid yang mencuri perhatian karena keunikan arsitekturnya. Masjid Al Mahdi, yang berlokasi di kompleks perumahan Armada Estate, menampilkan perpaduan budaya Islam dan Tionghoa secara harmonis. Dengan dominasi warna merah, genting bergaya Tionghoa, serta lampion bertuliskan Asmaul Husna yang menggantung di berbagai sudut, masjid ini sekilas menyerupai kelenteng.

Namun, di balik desainnya yang unik, Masjid Al Mahdi menyimpan kisah inspiratif tentang perjalanan spiritual seorang mualaf bernama Kwee Giok Yong, yang kini dikenal sebagai Mahdi. Ia membangun masjid ini sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan terhadap akar budayanya setelah memeluk Islam.

Arsitektur yang Mencerminkan Kearifan Lokal

Masjid Al Mahdi didirikan pada tahun 2016 di atas lahan seluas 290 meter persegi dengan luas bangunan 9,5 x 10,5 meter. Masjid ini dapat menampung sekitar 110 jamaah. Mahdi sengaja mengadopsi arsitektur Tionghoa untuk menunjukkan bahwa Islam telah berkembang di berbagai belahan dunia, termasuk Tiongkok, di mana banyak masjid memiliki gaya serupa.

Mahdi Jum’at 7 Maret 2025 kemarin mengatakan bahwa dengan desain itu, dirinya ingin masyarakat memahami bahwa di China juga terdapat banyak masjid. Dalam ajaran fikih, tidak ada ketentuan khusus mengenai bentuk bangunan masjid, yang penting fungsinya sebagai tempat ibadah terpenuhi.

Ia menambahkan bahwa bentuk masjid di berbagai negara biasanya menyesuaikan dengan budaya setempat. Bahkan, lanjutnya di Timur Tengah, masjid berbentuk kubus, di Turki memiliki banyak kubah, dan di Indonesia banyak yang menyerupai rumah panggung. Dirinya ingin Masjid Al Mahdi tetap mencerminkan identitas leluhurnya.

Perjalanan Spiritual Mahdi

Perjalanan Mahdi memeluk Islam dimulai di usia 10 tahun, saat ia mendapatkan hidayah. Keinginannya untuk mempelajari Islam semakin kuat setelah berguru kepada ulama besar, Habib Muhammad bin Hasan Alaydrus. Berbekal ilmu agama yang ia pelajari, Mahdi terdorong membangun masjid sebagai ungkapan syukur atas perjalanan spiritualnya sekaligus simbol penghormatan pada warisan budaya leluhurnya.

Aktivitas Keagamaan di Bulan Ramadan

Memasuki bulan Ramadan 2025, Masjid Al Mahdi semakin semarak dengan berbagai kegiatan keagamaan. Selain salat lima waktu, masjid ini mengadakan kuliah subuh, pengajian siang, hingga tadarus Al-Qur'an yang berlangsung hingga malam hari. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh warga sekitar, tetapi juga menarik perhatian pengunjung dari luar kota.

Rofiq, seorang jamaah asal Solo, mengungkapkan kekagumannya terhadap keunikan masjid itu, bahkan dirinya mengaku sering datang ke masjdi itu karena arsitekturnya yang unik dan atmosfernya yang menenangkan. Ini pertama kalinya dirinya melihat masjid dengan gaya Tionghoa dan lampion di dalamnya.

Simbol Kerukunan dan Keberagaman

Masjid Al Mahdi di Magelang bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol harmoni antara agama dan budaya. Kehadirannya membuktikan bahwa Islam dapat hidup berdampingan dengan berbagai tradisi lokal tanpa kehilangan esensi keimanannya. Dengan arsitektur yang mencerminkan akar budaya pendirinya, Masjid Al Mahdi menjadi pengingat indah tentang keberagaman yang memperkaya kehidupan beragama di Indonesia.(*)

Kategori :