Di era digital ini, media sosial menjadi salah satu pemicu utama munculnya rasa iri dan dengki.
Dengan mudahnya kita bisa melihat pencapaian dan kehidupan orang lain yang tampak sempurna.
Menurut Ethan Kross, profesor psikologi di University of Michigan, semakin lama kita menggulir media sosial, semakin besar pula kemungkinan perasaan iri tersebut muncul.
Hal ini terjadi karena kita terus-menerus dibombardir dengan citra kehidupan yang disaring dan dikurasi, yang sering kali tidak mencerminkan realitas sesungguhnya.
Tidak hanya itu, seperti yang dijelaskan oleh psikolog klinis Rachel Andrew, platform media sosial memperburuk perasaan iri karena memungkinkan kita untuk membandingkan diri kita dengan orang-orang di seluruh dunia, bukan hanya tetangga atau teman sekitar.
Bagaimana Mengelola Rasa Iri dengan Bijaksana?
Melansir dari penjelasan Peppy, salah satu cara untuk mengelola rasa iri adalah dengan belajar mengenali emosi diri sendiri.
Dengan mengenali dan memahami perasaan kita, kita akan lebih mudah untuk mengontrolnya ketika perasaan iri atau dengki mulai muncul.
Kemampuan untuk mengelola emosi ini akan membantu kita untuk tidak terlarut dalam perasaan negatif yang bisa merugikan diri sendiri atau orang lain.
Peppy juga menekankan pentingnya untuk tidak memendam perasaan tersebut.
Memendam emosi dapat memperburuk keadaan, sehingga disarankan untuk menyalurkan perasaan iri tersebut dengan cara yang lebih positif.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan bersyukur. Dengan fokus pada hal-hal yang sudah kita capai dan miliki, kita bisa mengurangi rasa iri terhadap orang lain.
Menyalurkan Perasaan Iri ke dalam Hal Positif
Iri sebenarnya bisa menjadi sinyal yang menunjukkan bahwa kita memiliki keinginan untuk berkembang dan mencapai tujuan tertentu.