Harga Minyak Dunia Naik, Ketegangan di Laut Merah Jadi Pemicu

Senin 17 Mar 2025 - 16:57 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada Senin (17/3) seiring meningkatnya ketegangan di kawasan Laut Merah.

Pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan terus melancarkan serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman hingga kelompok tersebut menghentikan serangannya terhadap kapal-kapal pengiriman yang melintasi jalur perairan strategis tersebut.

Mengutip laporan Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik sebesar 72 sen atau 1,02 persen menjadi 71,30 dolar AS per barel.

Kenaikan serupa juga terjadi pada minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang meningkat 72 sen atau 1,1 persen menjadi 67,90 dolar AS per barel.

Militer AS sebelumnya meluncurkan serangan udara terhadap posisi kelompok Houthi, yang disebut-sebut menewaskan sedikitnya 53 orang.

Serangan tersebut menjadi operasi militer terbesar yang dilakukan AS di kawasan Timur Tengah sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat pada Januari lalu. Seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa operasi ini diperkirakan akan berlangsung selama beberapa pekan ke depan.

Aksi militer tersebut dilakukan setelah serangkaian serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah yang dinilai telah mengganggu jalur perdagangan global. Untuk itu, AS meluncurkan kampanye militer skala besar yang bertujuan mencegat rudal dan pesawat nirawak milik kelompok tersebut.

Kenaikan harga minyak kali ini melanjutkan tren positif dari minggu lalu, meskipun sempat mengalami tekanan selama tiga pekan berturut-turut akibat kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Ketegangan perdagangan antara AS dan sejumlah negara lain, termasuk China, Meksiko, dan Kanada, turut menambah beban terhadap prospek ekonomi dunia.

Analis dari Goldman Sachs menyatakan bahwa mereka merevisi proyeksi harga minyak, dengan menurunkan perkiraan harga Brent pada Desember 2025 sebesar lima dolar menjadi 71 dolar AS per barel, dan WTI menjadi 67 dolar AS.

Perkiraan harga rata-rata untuk tahun 2026 juga dipangkas menjadi 68 dolar untuk Brent dan 64 dolar untuk WTI. Langkah ini diambil karena prospek pertumbuhan ekonomi AS dinilai melambat, ditambah dengan ekspektasi bahwa pasokan minyak dari OPEC+ akan lebih besar dari yang diperkirakan.

Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS menurun ke titik terendah dalam dua setengah tahun terakhir pada Maret, dengan kekhawatiran inflasi meningkat akibat kebijakan tarif besar-besaran dari pemerintahan Trump yang dikhawatirkan akan mendorong harga-harga naik dan melemahkan daya beli masyarakat.(*)

Kategori :