Ekonomi Indonesia Berisiko Tumbuh Lambat di 2025, Tertahan oleh PHK dan Lemahnya Daya Beli

Selasa 25 Mar 2025 - 15:18 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal tahun ini berpotensi terhambat, dengan perkiraan hanya mencapai sekitar 5%. Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya beli masyarakat yang tercermin dalam penurunan konsumsi, terutama pada periode musiman seperti Ramadan dan Lebaran.

Fenomena ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menyebabkan berkurangnya pendapatan dan daya beli masyarakat. Selain itu, diperkirakan akan terjadi penurunan mobilitas masyarakat, terutama saat mudik Lebaran, yang berpotensi semakin menurunkan konsumsi domestik.

Data terbaru dari Mandiri Spending Index menunjukkan penurunan signifikan pada pertumbuhan konsumsi, yang hanya mencatatkan kenaikan 1,4% secara mingguan pada Maret 2025. Ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4,7%. Sejumlah simulasi juga menunjukkan bahwa kondisi ini dapat menurunkan konsumsi domestik hingga 1,2% secara kuartalan.

Namun, meski ada potensi penurunan konsumsi, ada faktor lain yang diperkirakan akan mendukung laju ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah tren positif dalam investasi, yang didorong oleh likuiditas yang masih cukup baik di pasar keuangan. M2 real growth dan jumlah uang yang ada di masyarakat pun tercatat tumbuh positif.

Meskipun ada kekhawatiran mengenai potensi pelambatan ekonomi pada paruh kedua tahun ini, optimisme masih ada. Setelah Ramadan dan Lebaran yang umumnya menjadi pendorong konsumsi, diperkirakan pada kuartal kedua 2025, ekonomi Indonesia bisa kembali stabil dengan pertumbuhan yang berkisar antara 4,9% hingga 5%. Faktor investasi, yang diprediksi tetap kuat, diharapkan dapat menjaga ekonomi Indonesia tetap tumbuh stabil sepanjang tahun ini. (*)

Kategori :