Jejak Nama Manado, Dari Wenang ke Negeri yang Jauh

Selasa 08 Apr 2025 - 16:54 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara, dikenal sebagai kota yang memadukan kekayaan budaya, sejarah panjang, dan pesona alam yang menakjubkan. 

Terletak di tepian Teluk Manado dan dikelilingi perbukitan serta kawasan pesisir reklamasi, kota ini memiliki 11 kecamatan dan 87 kelurahan/desa. 

Hingga tahun 2024, jumlah penduduknya mencapai sekitar 464.808 jiwa dengan kepadatan yang cukup tinggi, yakni sekitar 2.900 jiwa per kilometer persegi.

Manado telah lama menjadi daya tarik, tidak hanya karena keindahan bawah lautnya seperti di Pulau Bunaken, Siladen, dan Manado Tua, tetapi juga karena kisah menarik yang menyertai asal-usul namanya. 

Meskipun telah dikenal luas, asal muasal nama "Manado" masih menjadi bahan diskusi dan memiliki beragam versi berdasarkan sudut pandang sejarah dan bahasa.

Secara etimologis, istilah "Manado" diyakini berasal dari kata Manaroe atau Manadou dalam bahasa Minahasa, yang memiliki arti "terpencil" atau "jauh." 

Istilah ini memiliki kesamaan dengan kata Manaro dalam bahasa Sangihe yang juga merujuk pada tempat yang jauh. 

Sebelum wilayah ini resmi berdiri sebagai kota tersendiri, ia merupakan bagian dari Minahasa dan sempat dikenal dengan nama "Wenang."

Sejumlah teori menjelaskan bagaimana nama Manado mulai digunakan. 

Salah satu pendapat menyebutkan bahwa pergantian nama dari Wenang ke Manado terjadi pada abad ke-17, kemungkinan besar dipengaruhi oleh bangsa Spanyol yang menggunakan nama pulau di seberang Bunaken sebagai acuan. 

Namun, versi lain menyebutkan bahwa Belanda—khususnya dalam masa pemerintahan Gubernur Jenderal Robertus Padtbrugge—yang mulai mencatat nama Manado dalam arsip resmi pada periode 1677 hingga 1682. 

Dokumen tertulis pertama yang menyebutkan nama Manado tercatat pada tahun 1623.

Ada pula yang berpendapat bahwa wilayah yang kini disebut Manado sebelumnya dikenal sebagai Pogidon—sebuah pemukiman kecil yang kerap dianggap sama dengan Wenang. 

Padahal, keduanya merupakan wilayah berbeda: Wenang mencakup area lebih luas, sedangkan Pogidon merupakan bagian kecil dari kawasan tersebut.

Dalam catatan sejarah pelayaran, pelaut Portugis bernama Simao d’Abreu dikabarkan telah mencatat nama Manado pada awal abad ke-16, sekitar tahun 1523. 

Kategori :

Terkait