Radarlambar.bacakoran.co - Kerusakan infrastruktur di wilayah Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat, kian memicu kekhawatiran warga. Insiden terbaru yang menimpa dua remaja di jembatan penghubung antara Pekon Banding Agung dan Tugu Ratu pada Rabu, 9 April 2025, menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan provinsi.
Kedua remaja tersebut terjatuh dari jembatan yang diketahui tak memiliki pengaman sisi. Meski keduanya berhasil diselamatkan, peristiwa ini menambah panjang daftar kejadian yang mengindikasikan lemahnya perawatan infrastruktur dasar di kawasan itu.
Tak hanya soal jembatan, kondisi jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Suoh dan BNS juga dinilai memprihatinkan. Hampir di sepanjang ruas, jalan dipenuhi lubang dalam dan rusak berat. Saat musim hujan, genangan air menutupi permukaan jalan, meningkatkan risiko kecelakaan bagi pengendara.
“Jalan di dua kecamatan ini sudah seperti kubangan. Setiap hari kami harus berjudi dengan keselamatan,” ujar Rizal, warga setempat, saat ditemui, Jumat, 11 April 2025.
Ia menyayangkan lambatnya respon pemerintah dalam menangani persoalan tersebut, mengingat jalan tersebut merupakan akses utama bagi aktivitas masyarakat, termasuk pengangkutan hasil pertanian.
Menurutnya, warga berharap insiden yang menimpa dua remaja baru-baru ini dapat menjadi pemicu perhatian serius dari pemerintah. Mereka menuntut solusi konkret, bukan sekadar respons administratif.
“Kami tidak ingin menunggu korban berikutnya baru jalan ini diperbaiki,” ujar Rizal, menutup perbincangan,” kata dia.
Camat Bandar Negeri Suoh, Mandala Harto, membenarkan kondisi jalan yang rusak parah. Menurut dia, pihak kecamatan sudah berulang kali mengirimkan laporan dan usulan perbaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Lampung, namun hingga kini belum ada tindak lanjut.
“Kami terus berkoordinasi dengan provinsi. Warga sangat berharap ada tindakan nyata, bukan sekadar janji,” kata Mandala.
Dia juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan saat melintasi jalur tersebut, khususnya di musim hujan. Lubang jalan yang tertutup air kerap menjadi jebakan bagi pengendara roda dua maupun roda empat.
”Kerusakan infrastruktur ini tak hanya berdampak pada keselamatan warga, tapi juga mengganggu mobilitas ekonomi. Beberapa pelaku usaha kecil dan petani mengaku kesulitan membawa hasil panen ke pasar karena buruknya akses jalan,” sebutnya. (adi/nopri)