Soal Tuduhan Perawat di Medsos, Direktur RSUD Sebut Semua Fitnah dan Hoaks

Rabu 16 Apr 2025 - 19:02 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Mujitahidin

PESISIR TENGAH - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KH. Muhammad Thohir, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), menyayangkan beredarnya tuduhan tak profesional yang ditujukan kepada salah satu tenaga perawat mereka di media sosial. Tuduhan tersebut viral di salah satu grup Facebook dan menuding perawat RSUD melakukan tindakan gegabah terhadap pasien.

Direktur RSUD KH. Muhammad Thohir, dr. Ali Syahri, menegaskan bahwa pihak rumah sakit langsung merespons cepat dengan memanggil perawat yang dimaksud guna dimintai keterangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan internal, tuduhan yang beredar di media sosial tersebut dinyatakan tidak benar. Pihak RSUD juga telah melakukan pengecekan menyeluruh dan tidak menemukan adanya pelanggaran sebagaimana yang dituduhkan.

“Setelah kita lakukan klarifikasi, tuduhan terhadap perawat itu tidak terbukti. Akun yang menyebarkan informasi itu pun diduga merupakan akun palsu. Tuduhan tersebut murni fitnah,” tegas dr. Ali Syahri.

Dikatakannya, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat, terutama pasien dan keluarga pasien, agar jika ada keluhan terkait pelayanan rumah sakit, dapat langsung disampaikan kepada pihak manajemen secara terbuka dan bertanggung jawab. RSUD KH. M. Thohir, terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

“Kita akan terus berupaya untuk memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat di RSUD ini,” ujarnya.

Menanggapi tuduhan itu, perawat yang bersangkutan, Efrica Monica, menyatakan bahwa informasi yang disebarluaskan oleh oknum tidak bertanggung jawab di media sosial merupakan hoaks yang mencemarkan nama baik dirinya dan institusi tempat ia bekerja.

“Saya terakhir menangani pasien pada 28 Februari 2025, karena sejak saat itu saya bertugas di Poli Penyakit Dalam. Dokter spesialis yang menangani pasien juga sudah pindah tugas ke Bandar Lampung setelah tanggal tersebut,” jelas Efrica.

Dijelaskannya, seluruh tuduhan tersebut tidak hanya menyudutkan dirinya sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga merugikan citra RSUD secara umum. Karena itu, ia bersama pihak keluarga berencana melaporkan akun penyebar hoaks tersebut ke aparat penegak hukum.

“Jika memang benar ada pasien atau keluarga yang merasa dirugikan, silakan klarifikasi secara terbuka. Kami siap untuk ditindaklanjuti secara profesional, namun hingga kini tidak ada laporan resmi terkait kejadian seperti yang dituduhkan,” tegasnya.

Masih kata dia, diagnosis dan pemberian obat sepenuhnya merupakan kewenangan dokter, bukan perawat maupun bidan. Karena itu, tuduhan bahwa dirinya mengubah diagnosis dan memberikan obat adalah tudingan yang tidak berdasar dan menyesatkan publik.

“Yang kami hadapi saat ini adalah berita bohong. Kami tidak pernah menulis diagnosis, apalagi memberikan obat. Maka dari itu, kami akan membawa kasus ini ke ranah hukum agar menjadi pelajaran dan tidak merugikan tenaga kesehatan lainnya,” pungkasnya. *

Kategori :