Nelayan Pesisir Barat Diimbau Waspadai Pasang Maksimum

Kepala Dinas Perikanan Pesbar Armen Qodar. Foto Yayan--

PESISIR TENGAH - Dinas Perikanan Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mengimbau seluruh nelayan di wilayah pesisir agar meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena pasang maksimum air laut yang diperkirakan terjadi pada 5-10 November 2025.

Imbauan tersebut dikeluarkan menyusul peringatan dini yang dirilis Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akibat fenomena Fase Perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi yang bertepatan dengan fase Bulan Purnama.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pesbar, Armen Qodar, S.P., M.M., mengatakan bahwa fenomena alam tersebut dapat berdampak terhadap meningkatnya ketinggian gelombang laut dan berpotensi menimbulkan gangguan pada aktivitas nelayan maupun masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir. Ia meminta agar para nelayan tidak mengambil risiko dengan tetap melaut jika kondisi perairan dinilai berbahaya.

“Kami mengimbau nelayan agar tidak memaksakan diri berangkat apabila kondisi dirasa tidak aman. Fenomena pasang maksimum ini dapat mempengaruhi ketinggian gelombang di beberapa titik perairan Pesbar,” katanya.

Dikatakannya, keselamatan harus menjadi prioritas utama bagi para nelayan. Untuk itu, Dinas Perikanan meminta kelompok nelayan agar memperkuat sistem komunikasi antaranggota, serta memantau perkembangan informasi dari BMKG secara berkala Karena itu, pihaknya juga berharap agar nelayan dapat memastikan perangkat keselamatan di perahu tersedia dan berfungsi dengan baik.

“Kami juga mengimbau nelayan untuk memantau pembaruan cuaca dan peringatan dari BMKG maupun petugas lapangan,” katanya.

Menurut Armen, fenomena pasang maksimum yang dipicu kombinasi antara Fase Perigee dan Bulan Purnama bukan hal baru, namun efeknya dapat berbeda pada setiap daerah tergantung pada kondisi topografi pantai dan arah angin. Di sejumlah titik pesisir, terutama yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, air laut berpotensi naik lebih tinggi dari biasanya dan dapat menyebabkan genangan di wilayah permukiman rendah.

“Beberapa wilayah di Pesisir Barat Lampung, termasuk Pesisir Tengah dan Pesisir Selatan, perlu lebih waspada. Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan informasi dapat tersampaikan secara cepat kepada para nelayan,” jelasnya.

Selain nelayan, masyarakat yang bermukim di tepi pantai juga diminta tetap waspada terhadap potensi genangan air laut. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan kelompok nelayan dalam penyebaran informasi terkait potensi pasang maksimum ini. Langkah tersebut dilakukan agar masyarakat bisa bersiap lebih awal jika kondisi laut mulai menunjukkan peningkatan gelombang yang signifikan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan kelompok nelayan untuk memastikan penyebaran informasi dilakukan secepat mungkin. Apabila kondisi laut memburuk, kami minta aktivitas melaut ditunda sampai keadaan kembali aman,” pungkasnya.(yayan/*) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan