Radarlambar.bacakoran.co – Bek klub Jepang Yokohama F. Marinos, Sandy Walsh, kembali menjadi sorotan usai penampilannya bersama Timnas Indonesia. Ia kini mendapat julukan baru “Cak Sandy” sebagai bentuk identitas budaya yang erat dengan darah keturunan ibunya, yang berasal dari Surabaya dan Purworejo.
Meski memiliki hak untuk membela beberapa negara lain seperti Belgia, Irlandia, Inggris, Swiss, dan Belanda, Sandy mantap memilih Indonesia sebagai jalur karier internasionalnya sejak tahun 2023. Keputusan itu tak hanya didasari faktor teknis, tetapi juga keinginan pribadi untuk mengenang dan menghormati akar keluarganya.
Debutnya di skuad Garuda tercatat pada 8 September 2023 pada pertandingan melawan Turkmenistan di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya—kota kelahiran sang kakek. Sejak saat itu, Sandy telah tampil sebanyak 19 kali membela Merah Putih dan menjadi bagian penting dalam skuad asuhan Shin Tae-yong.
Identitasnya sebagai pemain keturunan Jawa semakin kuat setelah dirinya mulai dikenal dengan sapaan "Cak Sandy". Julukan itu pertama kali muncul dari tim apparel resmi Timnas Indonesia yakni Mills disaat mereka merilis jersey edisi khusus bertema Surabaya. Sandy pun menyambut antusias panggilan tersebut sebagai bentuk kedekatan dengan budaya Jawa Timur.
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Marc Klok, Sandy menjelaskan bahwa ia ingin lebih dekat dan membaur dengan budaya lokal. Ia bahkan merasa panggilan itu sudah menjadi bagian dari identitas barunya sebagai pemain nasional Indonesia.
Sebagai pemain tim nasional, Sandy mengungkapkan bahwa perjalanannya membela Indonesia penuh dengan tantangan namun juga kebanggaan. Ia merasa telah mewujudkan salah satu mimpi besarnya, yaitu membela negara yang menjadi bagian dari sejarah keluarganya. Sandy juga menegaskan bahwa membela Indonesia adalah sebuah kehormatan besar, dan berharap bisa terus mencetak prestasi, termasuk tampil di Piala Dunia mendatang.
Kini, Sandy Walsh tidak hanya dikenal sebagai bek tangguh di lapangan, tetapi juga sebagai sosok yang mewakili semangat nasionalisme dari generasi diaspora yang memilih pulang untuk mengabdi kepada Merah Putih.(yogi/*)