KEBUNTEBU – Para petani padi di Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat, diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi serangan hama, khususnya tikus. Peringatan ini disampaikan oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) setempat, seiring dengan memasuki fase kritis pertumbuhan tanaman padi yang telah berusia sekitar dua bulan.
Menurut Kepala BPP Kebun Tebu, Yazid, SP, masa dua bulan ini dikenal sebagai masa rentan, di mana serangan hama seperti tikus kerap meningkat. Hal ini memerlukan perhatian ekstra dari petani agar hasil panen tetap maksimal.
Untuk itu, pihak BPP bersama para penyuluh pertanian lapangan (PPL) telah aktif turun langsung ke area persawahan. Mereka tidak hanya melakukan pengamatan terhadap perkembangan tanaman, tetapi juga menyampaikan edukasi secara langsung kepada para petani.
Yazid menekankan pentingnya langkah pencegahan yang bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti menjaga kebersihan pematang atau galangan sawah. Area yang bersih dan terawat bisa mengurangi risiko menjadi sarang hama tikus.
Oleh karena itu, pembersihan lahan menjadi langkah awal yang efektif dalam pengendalian hama sebelum mereka benar-benar menyerang.
Lebih dari sekadar pencegahan hama, BPP juga mengimbau agar para petani mulai mempersiapkan pengolahan tanah untuk musim tanam berikutnya. Langkah ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan produksi pangan di wilayah tersebut.
Terlebih lagi, musim panen padi tahun ini berpotensi beriringan dengan panen raya kopi, yang juga menjadi komoditas unggulan di Lampung Barat. Jangan sampai tumpang tindih waktu panen justru menyebabkan keterlambatan dalam penanaman padi.
Imbauan ini juga sejalan dengan semangat pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Harapan besar dari Presiden Prabowo agar Indonesia mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya, perlu didukung melalui kesiapan dan kerja keras di tingkat petani.
Dengan kerja sama yang baik antara petani, penyuluh, dan pemerintah, harapan tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. *