Radarlambar.bacakoran.co -Parade militer tahunan Hari Kemenangan Rusia di Lapangan Merah, Moskow, yang akan digelar Jumat (9/5/2025), dipastikan tidak akan dihadiri oleh pasukan militer Korea Utara. Keputusan tersebut dikonfirmasi langsung oleh pembantu Presiden Rusia, Yuri Ushakov, yang menyatakan bahwa Korea Utara hanya akan mengirimkan duta besarnya sebagai perwakilan diplomatik.
Meski sempat diundang secara resmi, baik oleh Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov maupun oleh Presiden Vladimir Putin sendiri, pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, tidak akan hadir dalam perayaan ini. Ushakov pun menyebutkan bahwa akan ada pertemuan tingkat tinggi antara Rusia dan Korea Utara yang akan diumumkan kemudian, menandakan komunikasi antar kedua negara tetap aktif di balik absennya kehadiran langsung.
Ketidakhadiran yang Menyisakan Pertanyaan
Ketidakhadiran Korea Utara ini menarik perhatian mengingat hubungan militer antara kedua negara sedang dalam fase yang semakin erat. Bahkan pada akhir April lalu, Rusia dan Korea Utara secara terbuka mengakui kehadiran pasukan Korea Utara di wilayah Kursk—menunjukkan dukungan nyata terhadap operasi militer Rusia di Ukraina.
Bantuan Korea Utara terhadap Rusia tak hanya dalam bentuk personel, tetapi juga suplai senjata, termasuk peluru artileri dan sistem rudal. Di tengah hubungan yang menguat tersebut, absennya partisipasi langsung Korea Utara dalam parade yang sangat simbolik ini menimbulkan tanda tanya tentang strategi diplomatik yang sedang dimainkan.
Parade Tetap Meriah, Dukungan Internasional Mengalir
Kendati Korea Utara absen, parade Victory Day tetap akan diwarnai kehadiran militer dari 13 negara sahabat Rusia, termasuk China, Vietnam, dan Belarus. Tak hanya itu, 29 kepala negara dijadwalkan akan hadir dalam perayaan yang menjadi simbol kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman tersebut. Veteran dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan Israel juga dikabarkan akan turut serta dalam acara ini, menambah nuansa historis dan internasional.
Simbolisme di Tengah Dinamika Geopolitik
Parade militer di Moskow bukan hanya seremoni, melainkan juga panggung kekuatan dan solidaritas politik global. Absennya pasukan Korea Utara bukan berarti hubungan memburuk, tetapi bisa jadi cerminan dari strategi atau dinamika diplomatik yang masih berkembang. Terlebih, Rusia tetap menunjukkan sikap terbuka terhadap Korea Utara, termasuk kemungkinan kunjungan Kim Jong Un di masa depan.
Di tengah ketegangan global dan konflik berkepanjangan di Ukraina, perayaan ini menjadi momen penting bagi Rusia untuk menunjukkan kekuatan sekaligus membangun narasi solidaritas dengan negara-negara yang masih berdiri di sisinya.(*)