Radarlambar.bacakoran.co -Hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin menunjukkan keteguhan di tengah serangan lawan politik. Menurut Efriza, seorang peneliti senior di Citra Institute, upaya untuk mengganggu kedekatan antara kedua pemimpin tersebut ternyata tidak mudah. Pasalnya, baik Prabowo maupun Jokowi saling mendukung dan membela satu sama lain, bahkan ketika isu dugaan ijazah palsu Jokowi menjadi perbincangan.
Isu tersebut, meskipun terus dibahas oleh sebagian pihak, diperkirakan akan segera mereda. Efriza percaya bahwa sikap bijak Prabowo dalam menanggapi isu tersebut menunjukkan bahwa keduanya memiliki pemahaman yang sama dalam menjaga nama baik masing-masing. Dengan memberikan respons yang tidak mengindahkan perdebatan tentang ijazah palsu, Prabowo seolah ingin menenangkan situasi dan menghindari ketegangan yang tidak perlu.
Menurut Efriza, langkah Prabowo tersebut direspons positif oleh Jokowi, yang semakin mempererat hubungan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun ada upaya dari pihak tertentu untuk menggoyahkan hubungan mereka, kedua pemimpin ini memilih untuk fokus pada tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pemimpin negara.
Sikap Prabowo yang dianggap bijak dalam menanggapi isu ijazah palsu tersebut juga berpotensi memperkuat polarisasi di masyarakat, dengan sebagian pihak yang mungkin mengkritik sikapnya karena dianggap tidak netral. Namun, Efriza meyakini bahwa seiring berjalannya waktu, publik akan semakin meninggalkan perdebatan tentang isu ijazah tersebut dan lebih fokus pada masalah yang lebih substansial, seperti kemajuan negara dan jasa-jasa yang telah diberikan oleh para pemimpin.
Dengan demikian, meskipun isu politik seperti ini bisa memperkeruh suasana, sikap bijak dari Prabowo dan Jokowi diharapkan mampu membawa perhatian publik kembali pada hal-hal yang lebih penting bagi masa depan Indonesia. (*)
Kategori :