Israel Buka Peluang Kesepakatan dengan Hamas, Harapan Gencatan Senjata Muncul di Tengah Krisis Gaza

Senin 19 May 2025 - 14:12 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Di tengah intensitas serangan militer yang terus meningkat dan krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza, pemerintah Israel mengisyaratkan kemungkinan tercapainya kesepakatan dengan Hamas yang dapat mengarah pada penghentian perang.

Pernyataan tersebut muncul pada Minggu, 18 Mei 2025, seiring dengan laporan bahwa negosiasi tidak langsung antara kedua pihak tengah berlangsung di Doha, Qatar. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam dinamika konflik yang telah berlangsung lebih dari tujuh bulan.

Upaya Menjembatani Perbedaan
Israel menyatakan bahwa seluruh opsi untuk mencapai kesepakatan sedang dijajaki, baik melalui kerangka kerja utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, maupun dalam konteks upaya penghentian perang secara menyeluruh. Fokus utama Israel tetap pada pembebasan sandera, pembubaran kelompok bersenjata Hamas, dan pelucutan senjata di wilayah Gaza.

Meskipun kedua pihak memiliki sikap yang bertolak belakang—Israel menginginkan kekalahan total Hamas, sementara Hamas enggan meletakkan senjata—sumber dekat negosiasi menyebutkan bahwa diskusi berjalan dengan tingkat fleksibilitas yang cukup tinggi.

Tekanan Domestik dan Desakan Perdamaian
Di dalam negeri, tekanan terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu meningkat. Ribuan warga Israel menggelar demonstrasi di Tel Aviv, menuntut kesepakatan segera untuk menyelamatkan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas. Keluarga korban turut menyuarakan kemarahan atas lambatnya progres negosiasi, menyebut konflik politik telah mengorbankan nyawa sandera dan tentara.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, sebanyak 251 orang diculik. Hingga kini, 57 di antaranya masih berada di Gaza, dengan 34 orang dinyatakan telah meninggal dunia.

Krisis Kemanusiaan Makin Parah
Sementara itu, situasi kemanusiaan di Gaza berada di titik kritis. Serangan terbaru Israel telah menyebabkan lebih dari 100 korban jiwa dalam sehari. Badan-badan PBB memperingatkan bahwa akses terhadap makanan, air bersih, bahan bakar, dan obat-obatan sangat terbatas.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza menjadi sorotan setelah dilaporkan berhenti beroperasi akibat pengepungan oleh pasukan Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza menuduh Israel menghentikan akses masuk pasien dan staf medis, membuat rumah sakit lumpuh total. Dengan penutupan ini, tidak ada lagi rumah sakit umum yang aktif di wilayah Gaza Utara. (*)

Kategori :