Di Milan, Eksperimen yang Gagal
Sementara itu di Milan, Paulo Fonseca hanya bertahan hingga Desember 2024. Sergio Conceicao masuk sebagai pengganti, namun kestabilan tak kunjung datang. Identitas permainan Milan menjadi kabur, dan hasil di lapangan tak mencerminkan ambisi klub sebesar Rossoneri.
“Conte bukan sekadar opsi. Ia adalah solusi,” tulis media lokal MilanNews dalam kritik tajam terhadap keputusan manajemen. “Gagal memahami hal itu bukan hanya kesalahan. Itu adalah bukti dari kegagalan manajerial yang kini terpampang jelas di depan mata.”
Napoli dan Keberanian Memilih
Conte datang ke Napoli bukan sekadar untuk melatih, tetapi membangun. Presiden Aurelio De Laurentiis bahkan mengaku pergi langsung untuk meyakinkan Conte agar mau datang ke kota Naples.
“Scudetto ini kami rencanakan sejak awal,” ujar De Laurentiis. “Dalam hidup, kita harus jadi pemenang. Saya telah jadi pemenang di film, dan kini di sepak bola.”
Kini, ketika Antonio Conte mengangkat trofi Serie A bersama Napoli, tak sedikit yang menoleh ke Milan dan bertanya-tanya: Apakah keputusan melewatkan Conte adalah awal dari kejatuhan Rossoneri?
Karena di musim ini, Milan tidak hanya kehilangan scudetto — mereka kehilangan arah.(*)