BALIKBUKIT - Kawanan gajah yang berjumlah 18 ekor, kini berada di Way Tuwing, Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat, yang berjarak 1,5 kilometer dari permukiman penduduk.
Anggota Satgas Penanganan Konflik Gajah Suoh Sugeng Hari Kinaryo Adi mengatakan, setelah sebelumnya berhasil digiring oleh petugas bersama masyarakat Pekon Suka Marga Kecamatan Suoh setelah merusak tanaman padi milik petani di wilayah itu, kini kawanan gajah bergeser ke wilayah Pekon Bumi Hantatai.
"Sekarang posisi gajah berada di Way Tuwing, jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari permukiman, kawan-kawan di lapangan terus berjaga dan melakukan blokade agar kawanan gajah tersebut tidak terus mendekat ke permukiman penduduk," ungkap Sugeng Hari Kinaryo Adi, Senin 5 Februari 2024.
Menurutnya, kondisi kawanan satwa berbelalai tersebut saat ini cukup agresif, sehingga petugas harus penuh kehati-hatian dalam melakukan penghalauan dan penggiringan. "Untuk upaya terus dilakukan, jangan sampai kawanan gajah tersebut terus mendekati permukiman dan perkebunan penduduk, dan diharapkan dalam beberapa hari kedepan kawanan gajah tersebut bisa menjauh dan kembali masuk ke dalam hutan rimba TNBBS," kata dia.
Sebelumnya, kawanan gajah yang diketahui berjumlah 18 ekor berhasil merangsek masuk ke areal persawahan milik Manijo warga Pekon Suka Marga, akibatnya tanaman padi miliknya sebagian mengalami kerusakan akibat diinjak-injak satwa berbelalai tersebut.
Menurut Sugeng, kawanan gajah yang dikenal kelompok Bunga tersebut awalnya berada cukup jauh tepatnya di Gunung Loreng, hingga pada akhirnya kawanan gajah berada di dekat areal persawahan masyarakat. "Tanaman padi milik pak Wanijo didatangi kawanan gajah, dan mengalami kerusakan, kondisi tanaman padi miliknya sudah mulai berbunga," kata Sugeng Hari Kinaryo Adi.
Sementara, Kepala Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Resort Suoh Lampung Barat Sulki, S.H., mengatakan, upaya blokade kawanan gajah tersebut kerap terkendala cuaca dimana wilayah tersebut kerap dilanda hujan deras, sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan pemantauan dan upaya penghalauan.
”Khususnya pada saat malam hari, upaya blokade ini kerap terkendala, namun kami pastikan bahwa kami terus berupaya maksimal agar ketentraman masyarakat terhadap satwa yang dilindungi tersebut tetap terjaga dan kawanan gajah bisa masuk ke dalam hutan rimba,” kata dia.
"Kami upayakan untuk menghalau kawanan gajah tersebut, jangan sampai masuk ke areal persawahan masyarakat yang saat ini sudah ditanami dan sedang subur-suburnya, terlebih masuk ke permukiman yang bisa menimbulkan kerugian lebih besar dan tentunya membahayakan," pungkasnya. (*)