Pemberdayaan Perempuan, Wayempulau Ulu Siapkan Pelatihan Pembuatan Celugam

Selasa 08 Jul 2025 - 15:57 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Lusiana Purba

BALIKBUKIT - Pemerintah Pekon Wayempulau Ulu, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat, terus memperkuat sektor pemberdayaan masyarakat. Salah satu program yang telah dirancang ialah pelatihan pembuatan celugam atau kain tradisional khas Lampung Barat yang akan menyasar kalangan ibu-ibu sebagai peserta utama.

Peratin Wayempulau Ulu, Ahmad Kasmanto, mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan ganda yakni membangun kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan pada saat yang sama melestarikan warisan budaya lokal yang kian jarang disentuh generasi muda. Celugam, yang dikenal sebagai identitas seni Kabupaten Lampung Barat, akan dijadikan medium untuk mendorong kreativitas sekaligus membuka peluang usaha baru. 

“Pelatihan ini kami rancang untuk ibu-ibu, agar mereka tidak hanya menjadi penonton dalam pelestarian budaya, tapi juga menjadi pelaku yang bisa menciptakan nilai ekonomi dari karya seni,” kata Kasmanto.

Menurutnya, pengenalan kembali celugam kepada masyarakat, khususnya kalangan perempuan, diharapkan menjadi titik balik dalam membangkitkan semangat wirausaha berbasis budaya. Kain bermotif tradisional yang biasanya digunakan dalam upacara adat dan pertunjukan seni ini bisa diolah menjadi produk-produk bernilai jual seperti selendang, taplak meja, hingga aksesori etnik.

“Banyak potensi lokal kita yang belum dioptimalkan. Dengan pelatihan ini, harapannya ada regenerasi pelaku seni celugam, sekaligus membuka jalan baru untuk pendapatan keluarga. Apalagi di era sekarang, produk budaya justru punya nilai tinggi di pasar pariwisata dan kerajinan,” jelasnya.

Kasmanto menambahkan, program pelatihan celugam ini akan menjadi bagian dari kegiatan pemberdayaan yang didanai melalui Dana Desa tahun 2025. Dalam pelaksanaannya, pekon akan mencarikan pengrajin dan tokoh-tokoh budaya sebagai fasilitator atau pembina.

Selain aspek ekonomi, pelatihan ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga eksistensi kearifan lokal di tengah arus budaya luar yang masif. Wayempulau Ulu ingin menjadi contoh bahwa kemajuan tidak harus menanggalkan akar budaya.

“Budaya adalah jati diri. Jika kita bisa menjadikan budaya sebagai kekuatan ekonomi, maka kita telah menjaga sejarah sekaligus menciptakan masa depan,” ujar Kasmanto.

“Diharapkan, pelatihan ini bisa menjadi embrio berkembangnya usaha mikro berbasis budaya di Pekon Wayempulau Ulu, serta memperkuat citra Lampung Barat sebagai kabupaten yang berbudaya dan berdaya,” sambung dia. (edi/lusiana) 

 

Kategori :