Masyarakat Mandiri Sejati Gotong Royong Bersihkan Way Saral

Ilustrasi Sawah--
KRUI SELATAN - Masyarakat Pekon Mandiri, Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), membersihkan aliran Sungai Way Saral yang menjadi urat nadi pengairan lahan persawahan mereka. Kegiatan gotong royong itu digelar pada Selasa, 8 Juli 2025, sebagai wujud kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan pertanian di pekon tersebut.
Penjabat (Pj) Peratin Pekon Mandiri Sejati, Sahrudin, S.Mn., mengatakan bahwa kegiatan gotong royong ini merupakan bentuk inisiatif warga untuk mengatasi masalah penyumbatan aliran sungai oleh eceng gondok yang semakin parah. Tanaman air itu tidak hanya memenuhi permukaan sungai, tetapi juga mulai masuk ke area persawahan warga, mengancam kelangsungan hasil panen mereka.
“Warga bergotong royong membersihkan sungai karena kondisi Way Saral sudah dipenuhi eceng gondok. Kalau dibiarkan, aliran air menuju sawah terhambat. Dampaknya langsung dirasakan petani,” katanya.
Menurut dia, Sungai Way Saral memiliki peran vital dalam mendukung sistem irigasi sawah di Pekon Mandiri. Saat aliran air tersendat, siklus tanam terganggu dan petani bisa gagal panen. Apalagi sebagian besar masyarakat di sini menggantungkan hidupnya dari bertani. Tanaman padi adalah sumber penghidupan mereka.
“Selain warga, perangkat pekon juga ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Mereka membawa alat seadanya untuk mengangkat eceng gondok dari dalam sungai,” jelasnya.
Masih kata dia, kerja sama antar warga tampak kental. Ada yang menyisir sungai dari hulu, ada pula yang membersihkan bagian hilir hingga ke tepi sawah. Dalam sehari, sebagian besar aliran sungai yang tersumbat berhasil dibersihkan. Namun demikian, pihaknya juga menilai bahwa langkah gotong royong ini sifatnya hanya sementara. Sehingga perlu ada tindakan yang lebih besar dan menyeluruh agar permasalahan serupa tidak terus terulang setiap musim tanam tiba.
“Kami sangat berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Pesbar. Sungai ini butuh normalisasi secara menyeluruh, bukan hanya pembersihan manual. Kalau hanya dilakukan warga, tentu terbatas dari sisi alat maupun tenaga,” ujarnya.
Ditambahkannya, kegiatan normalisasi permanen dari hulu hingga hilir di aliran sungai Way Saral ini jelas sangat penting. Sebab, jika tidak segera ditangani, pertumbuhan eceng gondok akan terus meluas dan memperparah pendangkalan sungai. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan kecamatan maupun terkait lainnya mengenai kondisi aliran sungai dan juga harapan masyarakat tersebut. Terutama nirmalisasi sungai yang tentunya akan membuat aliran air lebih lancar, sehingga produktivitas pertanian bisa meningkat.
“Selain persoalan eceng gondok, beberapa bagian sungai juga mengalami pendangkalan akibat tumpukan lumpur. Hal ini, makin memperparah kondisi irigasi. Karena itu, sangat di butuhkan adanya pengerukan aliran sungai,” pungkasnya. (yayan/*)