WAYTENONG — Warga Pemangku Cimpedak, Pekon Padangtambak, Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat, kembali menyuarakan harapan agar pemerintah serius memperbaiki akses jalan kabupaten yang menjadi urat nadi perekonomian mereka. Jalan sepanjang sekitar satu kilometer yang sejak lama dibangun dengan sistem underlagh (hamparan batu kasar), hingga kini belum mengalami peningkatan berarti.
Jalur ini memegang peranan penting bagi masyarakat setempat, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi dan pelaku usaha hortikultura. Setiap hari, kendaraan roda dua dan roda empat melintasi jalur tersebut untuk mengangkut hasil bumi, seperti sayuran segar, buah-buahan, hingga kopi, menuju pasar atau tempat pengepul. Namun, kondisi jalan yang rusak dan licin, terutama saat musim hujan, kerap menjadi kendala.
“Kalau hujan, mobil sering tergelincir, bahkan ada yang sampai terbalik. Sudah beberapa kali kejadian,” kata Suprianto, warga setempat, Senin (8/7/2025).
Menurut dia, perbaikan jalan memang dilakukan setiap tahun melalui anggaran pemerintah daerah. Namun, progresnya dinilai terlalu lambat. “Pembangunan ada, tapi hanya puluhan meter per tahun. Sementara sisa jalan yang belum diperbaiki masih sekitar 900 meter,” ujarnya.
Kondisi ini berdampak langsung pada perekonomian warga. Hasil pertanian yang seharusnya cepat dipasarkan sering kali tertahan karena kendaraan sulit melintas. Ongkos transportasi pun meningkat, seiring risiko kerusakan kendaraan yang harus menghadapi medan jalan yang berat.
Suprianto menambahkan, warga hanya berharap pemerintah dapat menyelesaikan pembangunan jalan secara tuntas. “Kami tidak menuntut jalan mulus seperti di kota. Asal aman dilalui dan tidak licin pun sudah sangat membantu,” ujarnya.
Infrastruktur jalan yang memadai merupakan salah satu faktor kunci dalam mendukung produktivitas sektor pertanian dan percepatan pengentasan kemiskinan di pedesaan. Dengan akses jalan yang baik, biaya logistik dapat ditekan, distribusi hasil pertanian lebih lancar, dan daya saing petani meningkat.
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat sendiri telah memasukkan perbaikan jalan pedesaan sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Meski demikian, warga berharap program tersebut tidak sekadar menjadi agenda tahunan, tetapi benar-benar menyentuh kebutuhan mendesak masyarakat di lapangan. (rinto/nopri)