RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Harga kopi robusta di wilayah Lampung Barat kembali melemah. Sepanjang pekan ketiga Juli 2025, harga jual biji kopi kering tercatat turun hingga Rp2.000 per kilogram, dengan hanya satu kali mengalami kenaikan.
Kondisi ini memukul para petani di sentra produksi seperti Air Hitam dan Belalau. Di kawasan timur Lambar, harga tertinggi kopi kering asalan kadar air rendah hanya menembus Rp45.000 per kilogram, sementara di Belalau bahkan menyentuh Rp43.000–Rp44.000.
Penurunan harga ini disebut akibat panen raya di negara produsen utama seperti Brasil, yang membuat pasokan global melimpah dan menekan harga internasional. Dampaknya langsung terasa hingga ke tingkat lokal.
Di Air Hitam, seorang supplier mencatat harga sempat turun Rp2.000 awal pekan, naik tipis Rp1.500 keesokan harinya, lalu kembali anjlok bertahap hingga akhir minggu. “Ini mencerminkan situasi pasar kopi global yang belum stabil,” ujarnya.
Meski fluktuasi dinilai masih dalam batas wajar, penurunan ini membuat banyak petani memilih menahan hasil panen. Penjualan ke tengkulak dan supplier mulai melambat, terutama di Belalau dan sekitarnya. Petani enggan menjual di tengah harga rendah, meski dihadapkan pada kebutuhan ekonomi harian.
“Kondisi ini dilematis. Di satu sisi butuh uang, tapi kalau dijual sekarang, takut rugi,” kata seorang petani kopi di Belalau.
Dengan panen masih berlangsung dan harga yang belum pulih, petani dan pelaku usaha berharap ada perbaikan di pasar ekspor. Jika tren global membaik, harga robusta lokal diyakini bisa kembali menguntungkan. (rinto/nopri)