Negara Hadir di Pelosok Pesisir Barat Pendamping PKH, Terobos Alam Demi Edukasi Keluarga

Minggu 27 Jul 2025 - 21:32 WIB
Reporter : Yogi Astrayuda

PESISIR TENGAH – Di tengah keterbatasan infrastruktur dan akses yang sulit, Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) tetap konsisten menjangkau masyarakat di daerah-daerah terpencil. Salah satunya, wilayah Way Haru di Kecamatan Bangkunat, yang menjadi prioritas pelaksanaan kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2).

Koordinator Kabupaten PKH Pesbar, Agus Riyanto, S. Kom., mengatakan,Wilayah Way Haru yang terdiri dari empat pekon, yakni Pekon Way Haru, Pekon Siring Gading, Pekon Bandar Dalam, dan Pekon Way Tias, merupakan salah satu kawasan paling sulit dijangkau di kabupaten berjuluk Negeri Para Sai Batin dan Ulama itu.

“Untuk sampai ke empat pekon tersebut, para pendamping PKH harus menempuh medan yang tidak ringan. Mereka harus menyusuri jalan setapak, menyeberangi sungai, bahkan menyusuri garis pantai. Semua itu dilakukan demi menjangkau masyarakat yang membutuhkan pendampingan,” kata dia.

Dijelaskannya, kegiatan P2K2 merupakan bagian integral dalam pelaksanaan PKH. Dalam pertemuan itu, para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diberikan edukasi yang berkaitan langsung dengan peningkatan kualitas hidup keluarga mereka. Materi yang disampaikan sangat beragam, mulai dari pengelolaan keuangan rumah tangga, pentingnya pendidikan anak, kesehatan ibu dan balita, hingga cara membangun komunikasi yang harmonis dalam keluarga.

“P2K2 bukan hanya sekadar sesi penyuluhan atau transfer pengetahuan. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi jembatan antara negara dan rakyatnya. Sebuah bentuk nyata kehadiran negara, terutama di wilayah-wilayah terluar dan terpinggirkan,” jelasnya.

Meski begitu, ia tak menampik bahwa pelaksanaan P2K2 di wilayah Bangkunat penuh tantangan. Para pendamping harus berjuang mencari sinyal internet untuk koordinasi, menyesuaikan jadwal dengan pasokan listrik yang hanya tersedia seminggu sekali, serta menghadapi kondisi geografis yang ekstrem.

“Bisa dibayangkan, bagaimana beratnya medan yang harus ditempuh. Tapi di tempat yang bahkan tidak terjangkau sinyal, masih ada manusia-manusia hebat yang dengan setia hadir membawa cahaya pengetahuan. Mereka bukan sekadar pegawai atau pendamping. Mereka adalah pelita harapan bagi keluarga-keluarga di sana,” kata Agus dengan penuh semangat.

Menurutnya, komitmen para pendamping PKH di Pesisir Barat patut diapresiasi. Meski sering menghadapi kendala teknis dan tantangan alam, mereka tetap menjalankan tugas dengan sepenuh hati.

“Kegiatan ini menjadi simbol keberpihakan negara. Bahwa pelayanan tidak hanya tersedia di pusat kota, tapi juga hingga ke ujung-ujung wilayah yang sulit dijangkau,” tandasnya. (yogi/*)

 

Kategori :