Istri Mantan Presiden Korsel Diperiksa Jaksa, Skandal Politik Keluarga Yoon Makin Dalam

Rabu 06 Aug 2025 - 14:21 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, menjalani pemeriksaan oleh kejaksaan khusus di Seoul terkait dugaan keterlibatannya dalam sejumlah kasus hukum, termasuk manipulasi saham dan penerimaan gratifikasi mewah. Pemeriksaan terhadap Kim menarik perhatian luas publik, termasuk para pendukung yang turut hadir di luar kantor kejaksaan sambil membawa bendera nasional dan spanduk berisi tuntutan agar penyidikan dilakukan secara adil.

Jaksa mulai melakukan pemeriksaan pada Rabu (6/8) sejak pukul 10.00 waktu setempat. Kim diduga bekerja sama dengan para pedagang saham untuk menaikkan harga saham suatu perusahaan antara tahun 2009 hingga 2012. Dari praktik tersebut, ia disebut menerima hadiah barang mewah, termasuk tas tangan desainer senilai ribuan dolar. Tuduhan ini mencuat setelah sebuah video pada 2022 memperlihatkan Kim menerima tas dari seorang penggemar.

Selain kasus keuangan, Kim juga diduga turut mencampuri proses pencalonan anggota parlemen dari partai politik yang menaungi suaminya. Keterlibatannya dalam urusan internal partai menambah panjang daftar dugaan pelanggaran yang saat ini tengah ditelusuri aparat penegak hukum Korea Selatan.

Di tengah pemeriksaan terhadap Kim, suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, juga tengah menghadapi persoalan hukum. Ia saat ini ditahan setelah sebelumnya dimakzulkan oleh parlemen menyusul keputusannya memberlakukan darurat militer pada Desember tahun lalu. Keputusan tersebut dinilai bermotif politis karena muncul tak lama setelah dirinya memveto tiga rancangan undang-undang yang bertujuan menyelidiki tuduhan terhadap istrinya. Ketiga RUU itu sebelumnya telah disahkan oleh parlemen yang didominasi oposisi.

Yoon menyebut RUU tersebut sebagai bentuk serangan politik, namun tindakannya menuai kecaman luas dan memicu krisis konstitusional. Akibatnya, ia diberhentikan dari jabatan pada April 2025, dan Korea Selatan menggelar pemilu darurat dua bulan kemudian untuk mengisi kekosongan kursi kepresidenan.

Rangkaian kasus yang melibatkan pasangan Kim Keon Hee dan Yoon Suk Yeol ini semakin memperkuat narasi publik soal penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan dalam lingkaran kekuasaan tertinggi di Negeri Ginseng. Pemeriksaan dan proses hukum terhadap keduanya kini menjadi perhatian internasional dan dianggap sebagai ujian besar bagi integritas lembaga hukum Korea Selatan. (*)

Kategori :