RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) berlangsung sangat cepat, tetapi tidak semua inovasi membawa dampak positif bagi manusia.
Di tengah kemajuan tersebut, muncul fenomena Dark AI yang digunakan sebagai senjata dalam berbagai serangan siber di dunia.
Menurut Kaspersky, perusahaan keamanan siber asal Rusia, Dark AI adalah penggunaan model bahasa besar (large language model/LLM) yang dioperasikan secara lokal maupun jarak jauh tanpa batasan keamanan dan kepatuhan standar. Teknologi ini sengaja dimanfaatkan untuk tujuan berbahaya, tidak etis, dan ilegal, mulai dari penipuan hingga pencurian data.
Dark AI beroperasi di luar sistem pengawasan resmi, sehingga membuka peluang besar untuk membuat kode berbahaya, merancang email phishing yang sangat persuasif, menciptakan deepfake suara maupun video, hingga membantu operasi Red Team untuk menguji kelemahan sistem keamanan.
Salah satu bentuk Dark AI yang populer adalah Black Hat GPT, yang muncul sejak pertengahan 2023. Model ini bisa berbentuk privat atau semi-privat, dengan varian seperti WormGPT, DarkBard, FraudGPT, dan Xanthorox. Semuanya dirancang untuk mendukung kejahatan siber, otomatisasi serangan, dan praktik penipuan digital.
Kaspersky juga mengamati tren yang lebih mengkhawatirkan, yaitu pemanfaatan LLM oleh aktor negara untuk kepentingan operasi siber berskala besar. Laporan terbaru dari OpenAI mengungkap bahwa lebih dari 20 operasi siber terselubung berhasil digagalkan setelah mencoba memanfaatkan perangkat AI untuk membuat persona palsu, merespons target secara real-time, dan memproduksi konten multibahasa yang mampu menembus filter keamanan konvensional.
Fenomena ini menunjukkan bahwa AI pada dasarnya adalah alat netral yang sepenuhnya mengikuti instruksi pengguna, sehingga tanpa kontrol ketat, teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan jahat. Para pakar keamanan siber menegaskan perlunya organisasi dan individu memperkuat praktik keamanan digital, memanfaatkan deteksi ancaman berbasis AI, dan memahami cara kerja Dark AI agar mampu menghadapi potensi serangan di masa depan.(*)