RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Militer Israel kembali menggempur Jalur Gaza dengan tank dan serangan udara yang berlangsung semalaman, menewaskan sedikitnya 20 orang. Serangan itu meninggalkan jejak kehancuran di wilayah yang sebagian besar kini telah berubah menjadi puing-puing.
Mengutip Reuters, Selasa (12/8), gempuran ini terjadi jelang kunjungan pemimpin senior Hamas, Khalil Al-Hayya, ke Kairo. Kunjungan tersebut bertujuan menghidupkan kembali rencana gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat, usai pembicaraan panjang di Qatar pada akhir Juli lalu berakhir buntu.
Saksi mata dan petugas medis melaporkan bahwa serangan Israel menghantam distrik timur Gaza City, tepatnya di Zeitoun dan sebuah gedung apartemen di pusat kota. Tujuh orang tewas di dua rumah di pinggiran Zeitoun, sementara empat orang lainnya tewas di apartemen tersebut.
Di bagian selatan, serangan udara Israel menewaskan lima orang, termasuk sepasang suami istri dan anak mereka, di Khan Younis. Empat korban lain dilaporkan tewas akibat serangan ke sebuah perkemahan pengungsian di dekat Mawasi.
Pemerintah Israel mengklaim pihaknya telah melakukan langkah antisipasi untuk mencegah korban sipil sebelum operasi berlangsung. Namun, mereka mengaku tetap melakukan penyelidikan terkait jatuhnya korban sipil dalam serangan tersebut. Israel juga menyebut pasukannya telah menewaskan puluhan militan di Gaza utara serta menghancurkan lebih banyak terowongan yang digunakan kelompok bersenjata.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam konferensi pers di Yerusalem, 10 Agustus 2025, mengumumkan rencana untuk merebut kendali penuh Gaza City. Meski belum ada jadwal pasti, operasi itu diperkirakan akan dilancarkan pada Oktober mendatang.
Rencana ini memicu kecaman global karena dinilai akan memperparah kehancuran Gaza dan memperdalam krisis kemanusiaan. Di dalam negeri, keluarga korban sandera Hamas juga mengecam, khawatir nyawa kerabat mereka akan terancam jika operasi tersebut dijalankan.
Krisis kelaparan di Gaza semakin memburuk. Dalam 24 jam terakhir, lima orang, termasuk dua anak-anak, meninggal akibat malnutrisi. Data Kementerian Kesehatan Hamas mencatat total 227 kematian terkait kelaparan sejak 7 Oktober 2023, dengan 103 di antaranya adalah anak-anak. Israel membantah angka tersebut.
Kategori :