Truk Bantuan Masuk Gaza Setelah Sengketa Israel-Hamas

RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Truk bantuan kemanusiaan mulai memasuki Jalur Gaza pada Rabu, 15 Oktober 2025, setelah Israel dan Hamas menyelesaikan perselisihan terkait pengembalian jenazah sandera. Sengketa ini sebelumnya sempat mengancam gencatan senjata di wilayah tersebut.

 

Sebelumnya, Israel sempat mengancam menutup penyeberangan Rafah dan mengurangi pasokan bantuan karena Hamas dianggap lambat mengembalikan jenazah warga Israel yang tewas. Situasi mulai mereda setelah Hamas menyerahkan lebih banyak jenazah pada Rabu malam.

 

Persiapan untuk membuka kembali Rafah dilakukan pihak keamanan Israel, dengan rencana memasukkan sekitar 600 truk bantuan kemanusiaan. Hamas menyerahkan dua jenazah tambahan, sementara otoritas Israel tengah mengidentifikasi jenazah yang diterima. Sebelumnya, empat jenazah diserahkan pada Senin dan empat lagi pada Selasa malam, meski salah satunya bukan sandera, menurut pihak Israel.

 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan Israel dapat melanjutkan serangan ke Gaza jika Hamas gagal menepati janjinya. Trump dan para pemimpin kawasan sebelumnya menandatangani deklarasi di Sharm El Sheikh, Mesir, untuk memperkuat gencatan senjata, yang salah satunya menekankan pengiriman bantuan kemanusiaan.

 

PBB melalui Kepala Kemanusiaan Tom Fletcher mendesak Israel segera membuka lebih banyak jalur penyeberangan agar bantuan bisa masuk lebih cepat. Fletcher menekankan bahwa ribuan kendaraan bantuan harus masuk setiap pekan untuk mencegah bencana lebih parah. Saat ini, 190.000 ton perbekalan siap dikirim, namun jumlah ini masih jauh dari kebutuhan untuk mencegah kelaparan yang melanda wilayah utara Gaza.

 

Perang dua tahun telah membuat hampir seluruh 2,2 juta penduduk Gaza mengungsi. Serangan udara dan bombardir Israel menewaskan lebih dari 68.000 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir, memperparah krisis kemanusiaan di kawasan itu.