China Usir Kapal Perusak AS di Laut China Selatan, Tegang Hubungan Washington-Beijing

Jumat 15 Aug 2025 - 09:02 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Pemerintah China pada Rabu (12/8/2025) mengusir kapal perusak Amerika Serikat USS Higgins yang berlayar dekat Beting Scarborough, wilayah sengketa di Laut China Selatan. Beijing menyatakan kapal tersebut memasuki perairan teritorial China tanpa izin.

Kementerian Pertahanan China menegaskan bahwa aksi AS tersebut melanggar kedaulatan China dan merusak perdamaian serta stabilitas kawasan. Beijing juga menilai tindakan ini bertentangan dengan hukum internasional dan norma dasar hubungan internasional.

Pulau Huangyan, sebutan China untuk Beting Scarborough, menjadi pusat sengketa maritim antara China dan Filipina. China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, meski klaim ini dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Internasional di Belanda pada 2016.

USS Higgins merupakan bagian dari Armada Ketujuh Angkatan Laut AS yang berbasis di Yokosuka, Jepang. Juru bicara Armada Ketujuh, Sarah Merrill, membantah klaim Beijing dan menegaskan misi kapal merupakan operasi kebebasan navigasi sesuai hukum internasional.

“Pernyataan China tentang misi ini salah. AS membela haknya untuk berlayar, terbang, dan beroperasi di wilayah yang diizinkan hukum internasional,” kata Merrill. Pernyataan ini menegaskan posisi Washington terhadap kebebasan navigasi di kawasan sengketa.

Insiden ini terjadi di tengah ketegangan Washington-Beijing, termasuk dalam sektor perdagangan. Pada Maret 2025, China sempat memperingatkan kemungkinan perang dagang atau jenis konflik lain dengan AS, sebelum ketegangan mereda sementara.

Dalam beberapa tahun terakhir, kapal China dan Filipina sering terlibat insiden di Laut China Selatan. Manila menuduh kapal China mengejar kapal Filipina, menembakkan laser ke pesawat patroli, dan terlibat bentrokan yang menyebabkan pelaut Filipina terluka.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Mei 2024 menegaskan bahwa kematian warga negaranya akibat insiden dengan Penjaga Pantai China di Laut China Selatan merupakan garis merah yang mendekati risiko konflik militer. Insiden terbaru memperlihatkan ketegangan yang masih membara di kawasan strategis tersebut. (*)

Kategori :