BANDARNEGERI SUOH - Penemuan jejak harimau sumatera berukuran besar di kawasan Pemangku Sinar Harapan (Kayu Are), Pekon Suoh, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat beberapa hari lalu memicu kekhawatiran warga setempat.
Camat BNS Mat Rizal segera mengambil langkah antisipatif dengan mengimbau warga tetap tenang sekaligus meningkatkan kewaspadaan dalam beraktivitas di area kebun maupun sekitar hutan.
“Informasi ini telah kami tanggapi dengan serius. Kami melakukan koordinasi dengan peratin, aparat pekon, serta pihak TNBBS untuk memperkuat pengawasan agar interaksi negatif antara manusia dan satwa liar dapat diminimalisir,” ujarnya
Mat Rizal menegaskan bahwa pengawasan yang intensif sangat penting karena kawasan tersebut berbatasan langsung dengan habitat satwa liar. Ia juga mengingatkan warga untuk segera melaporkan setiap indikasi keberadaan harimau baik jejak, suara, maupun penampakan.
“Jangan menunggu atau menganggap enteng. Lapor cepat agar langkah yang diperlukan bisa segera dilakukan dan potensi risiko diminimalkan,” jelasnya.
Pentingnya kewaspadaan juga ditekankan melalui imbauan agar warga menghindari aktivitas sendirian apalagi ke kebun yang jauh dari pemukiman dengan saran agar dilakukan minimal berkelompok tiga hingga lima orang.
“Ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi agar warga merasa lebih terlindungi,” imbuhnya.
Pemerintah kecamatan telah memperkuat kolaborasi dengan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), serta kepolisian guna memantau situasi secara lebih intensif.
“Kami ingin memastikan tidak ada interaksi negatif antara manusia dan satwa liar. Semua pihak harus terlibat menjaga keamanan Bersama,” tandasnya.
Belum genap sepekan sebelum penemuan jejak, pada Kamis (7/8/2025) malam, seorang warga Pemangku Sinar Harapan bernama Ujang Samsudin (35) ditemukan tewas, diduga kuat karena serangan harimau sumatera. Kasus ini masih dalam penanganan pihak berwenang.
“Kami tidak ingin kejadian serupa terulang. Koordinasi yang cepat dan tanggap diharapkan bisa menjadi penangkal yang efektif,” imbuhnya. (edi/lusiana)